Diantaranya Kama-sutra, literatur Sanskrit dari abad ke-5. Juga ada syair lirik Persia yang disebut Ghazal, kemudian novel Cina dari abad ke-16 yang berjudul Chin p'ing. Karya William Shakespear yang berjudul Venus and Adonis.
Dalam perkembangannya, pornografi seperti menemukan penyempurnaannya  dan pengembangbiakannya saat teknologi fotografi dan perfilman mulai ditemukan dan terus menerus berevolusi semakin canggih.
Tulisan-tulisan kemudian diaktualisasikan dan sepertinya digantikan oleh keberadaan gambaran-gambaran visual yang eksplisit dalam bentuk perilaku erotis yang terlepas dari norma-norma sosial.
Lebih jauh lagi, bahkan pornografi sudah menjadi industri yang menjanjikan gelimpangan materi. Di Amerika, industri pornografi mulai menggeliat sejak tahun 1950-an yang ditandai dengan terbitnya majalah Playboy.
Sementara itu, film-film yang  bersifat pornografik mulai dibuat untuk pertama kali kira-kira pada tahun akhi tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Sejak pertengahan tahun 1980-an, majalah-majalah pornografi dan rumah-rumah produksi mengalami penurunan disebabkan diperkenalkannya
teknologi baru, terutama dengan berkembangnya video cassette recorder (VCRs) dan televisi kabel.
Sejak tahun 1990-an, dengan berkembangnya jaringan internet, ketersediaan pornografi semakin meningkat, baik di Amerika maupun negara-negara lainnya.
Memasuki tahun 2010-an seiring berkembangnya smartphone, industri pornografi nyaris beralih secara keseluruhan menjadi digital.
Saat ini Industri pornografi sudah sangat menggurita tak ada matinya, tahan terhadap berbagai resesi ekonomi yang terjadi di dunia.
Jutaan situs pornografi berkembang biak bak cendawan dimusim hujan, dan tak pernah sepi pengunjung.
Seperti halnya pomeo 'ada gula ada semut' talent-talent yang ada di industri ini pun seperti tak pernah ada habisnya, selalu saja memunculkan aktris-aktor yang fresh.