Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rizieq Shihab Tak Jadi Pulang, Bagaimana Nasib Revolusi?

15 Oktober 2020   16:53 Diperbarui: 15 Oktober 2020   17:45 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar kepulangan Rizieq Shihab  yang disampaikan oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI)  Ahmad Shabri Lubis saat aksi unjuk rasa Selasa (13/10/20) lalu, yang disambut penuh suka cita oleh anggota kelompoknya.

Shabri menyebutkan bahwa status cekal Rizieq sudah dibuka oleh Pemerintah Arab Saudi per hari Selasa itu.

"Hari ini Habib Rizieq Shihab tidak bersalah di Saudi Arabia. Dibebaskan juga dari denda-denda apapun," kata Shabri. Seperti yang dilansir Kompas.TV.

Bahkan dengan lantang Shabri menambahkan bahwa kepulangan Rizieq ke Indonesia untuk memimpin revolusi di Tanah Air tercinta ini.

Namun rupanya, kabar itu validitasnya  dinafikkan oleh Duta Besar  Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegeriel.

Dubes Agus menyebutkan bahwa  Muhammad Rizieq Shihab belum diizinkan meninggalkan Arab Saudi karena status cekalnya masih melekat kepadanya.

"Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih "blinking merah" dengan tulisan ta'syirat mutanahiyah (visa habis) dan dalam kolom lain tertulis: mukhalif (pelanggar UU)," kata Agus. Seperti dilansir Kumparan.Com.

Kabar yang menyesakkan tentu saja bagi FPI dan Kelompoknya, walau bagi masyarakat sebenarnya tak mengejutkan karena klaim-klaim kepulangan Rizieq Shihab ini telah berulang kali terjadi, walaupun faktanya Imam Besar FPI itu tak jua muncul di Indonesia.

Lebih dari 5 kali kabar kepulangan Rizieq Shihab beredar dimasyarakat, dan setiap kabar kepulangan Rizieq itu selalu bertepatan dengan momen riak politik yang terjadi di Indonesia.

Hal ini membuat saya berpikir jangan-jangan isu kepulangan Rizieq sengaja difabrikasi oleh para petinggi FPI sebagai "mood booster" bagi anggota dan Kelompoknya agar tetap semangat mengusung berbagai wacana yang bisa mempertahankan eksistensi kelompoknya.

Sampai saat ini belum ada keterangan dari FPI terkait kabar terbaru tersebut. Mungkin mereka lagi bingung, kok informasi resmi dari aparatur negara  di Arab Saudi tak sinkron dengan kabar dari Rizieq.

Jadi pulang ga yah? Padahal Ketum FPI kemarin udah gembar-gembor pula jika Sang Imam Besar pulang ia bakal memimpin revolusi di Indonesia. 

Lantas bagaimana kelanjutannya "revolusi" yang rencananya akan Rizieq pimpin jika memang benar ia tak jadi lagi pulang.

Seperti nya FPI dan organisasi afiliasinya harus menyiapkan opsi lain agar revolusi yang sepertinya sudah kebelet ingin mereka lakukan bisa tetap berjalan.

Ya, mungkin bisa memakai opsi LDR, bukan Long Distance Relationship atau hubungan jarak jauh seperti orang yang sedang dimabuk asmara, tapi Long Distance Revolution, emang bisa?

Entahlah, Jika pun Rizieq Shihab ada di Indonesia saya sangat ragu revolusi itu bisa berlangsung. Lantaran di mata saya, jika revolusi dalam pengertian mereka mengganti pemimpin negeri apalagi mengganti sistem bernegara membutuhkan perencanaan yang mapan serta sarana dan prasarana penunjangnya.

Terlebih butuh momen yang tepat untuk melakukannya, tak cukup bermodalkan semangat dan arak-arakan "umatnya".

Andaikata pun mereka sudah memiliki rencana yang cukup matang, rasanya kondisi dan situasi politik serta keamanan Indonesia saat itu masih sangat solid. Sehingga momennya sangat tidak tepat.

Memaksakan melakukan revolusi akan dibayar sangat mahal oleh mereka, bisa saja nantinya Rizieq dan FPI serta organisasi afiliasinya akan dituduh makar dan organisasi mereka akan di cap menjadi organisasi terlarang seperti PKI.

Sudahlah, sudahi mimpi revolusi itu, baik-baik. saja disana kan masih bisa Video Call.....atau Zoom gitu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun