Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu PKI, Memang Masih Laku?

26 September 2020   09:57 Diperbarui: 26 September 2020   10:30 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena Peristiwa G30S, setiap September tiba isu PKI menguar ramai menjadi bahan perbincangan publik. Kita tahu lah pada 30 September 1965 tersebut terjadi peristiwa sejarah yang sungguh kelam bagi bangsa Indonesia.

PKI atau Partai Komunis Indonesia oleh Orde Baru dijadikan sebagai tersangka utama dalam peristiwa tesebut, bahkan ia sudah dijatuhi vonis menjadi partai terlarang melalui ketetapan MPRS nomor XXV/1966 yang diterbitkan beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi.

PKI itu sebenarnya hanya sebuah partai biasa seperti halnya PKS, Partai Berkarya atau PDIP, bedanya haluan ideologi mereka bukan Pancasila tapi marxisme atau lebih akrab disebut komunis.

Paham komunisme sendiri memang ada sejak awal dunia ini mengenal sebuah sistem kenegaraan, seperti halnya kapitalisme.

Saat peristiwa G30S itu terjadi memang konstelasi geopolitik di dunia ini sedang terjadi perang dingin antara 2 paham ideologi besar, kapitalisme dan komunisme.

Amerika Serikat dan sekutunya mengusung ideologi kapitalisme, sementara Uni Sovyet dan Republik Rakyat China  membawa paham komunisme

Kedua pihak tersebut saat itu saling berebut pengaruh, kondisi tersebut berlangsung hingga runtuhnya tembok Berlin dan runtuhnya kejayaan Uni Sovyet melalui Glasnost dan Perestroyka yang dicanangkan oleh Presiden Uni Sovyet saat itu, Mikhail Gorbachev.

Sejak saat itu komunisme kehilangan tajinya, walaupun memang tak berarti ideologi komunis itu menjadi hilang. Tapi paling tidak upaya-upaya untuk menyebarkan ideologi tersebut sudah minimal sekali terjadi bahkan bisa disebut tak terjadi lagi.

Perang dingin sudah selesai, yang ada sekarang ini hanyalah perang dagang dan perebutan penguasaan jalur distribusi barang dan jasa.

Artinya terjadi pergeseran yang sangat signifikan dalam situasi geopolitik dunia. Bukan ideologi lagi yang menjadi panglima dalam berbagai konflik yang terjadi di dunia tapi masalah ekonomi, ekonomi lah yang saat ini menjadi panglima.

Memang benar situasinya tidak sesederhana itu, tapi paling tidak berbagai konflik di dunia saat ini bukan lagi karena masalah ideologi an sich seperti masa perang dingin lalu.

Dan satu hal yang pasti, paham komunis tak bisa lagi tampil kepermukaan sebagai sebuah paham yang mampu menyejahterakan rakyat sebuah negara penganutnya.

China misalnya negara terbesar yang masih mempraktekkan paham komunisme, mereka tak murni lagi menerapkannya. Secara ekonomi Pemerintah China yang komunis itu sangat kapitalis, makanya ekonomi mereka bisa berkembang luar biasa pesat.

Satu-satunya negara yang masih memegang paham komunisme secara murni hanyalah Korea Utara. Lihat hasilnya, negara dan rakyatnya miskin, yang kaya dan sejahtera hanya penguasa dan lingkaran disekitarnya saja.

Melihat kondisi tersebut, mana mau negara lain berkiblat pada ideologi mereka. Komunisme dalam pengaplikasiaannya itu sudah bangkrut saat ini, pengaruhnya sudah nyaris tak ada lagi, sekedar bisa bertahan saja sudah syukur.

Sebuah ideologi akan lestari manakala ada yang menganutnya, ketika penganutnya menciut kebesaran ideologi tersebut lama-lama akan menghilang ditelan hiruk pikuknya situasi dunia yang memang terus berevolusi.

Jika terbukti ideologi tersebut mampu memberikan rasa aman, nyaman dan kesejahteraan bagi para penganutnya maka sudah hampir dapat dipastikan ideologi tersebut dapat bertahan dan direplikasi oleh banyak pihak.

Namun, jika yang terjadi sebaliknya ya lupakan saja itu. Meskipun memang, ideologi itu tak akan pernah mati, tapi jika tak bisa diaplikasikan dan tak laku lagi ya ideologi menjadi sebuah ideologi kosong belaka.

Itulah yang terjadi terhadap komunisme saat ini. Jadi ketika belakangan ada sebagian kalangan di Indonesia yang menyatakan bahwa komunisme di Indonesia melalui personifikasi PKI bangkit lagi, buat saya menjadi aneh.

Sekali lagi, memang benar ideologi itu tak akan mati tapi siapa sudi yang menganut paham yang sudah sama sekali bangkrut dan terbukti tak mampu memberikan rasa aman, nyaman dan kesejahteraan bagi penganutnya.

Saya sih melihat, isu PKI yang terus menerus didengungkan oleh sebagian pihak tersebut tak lebih dari bagian gimmick politik praktis belaka.

Bahkan mereka yang kerap menjual isu PKI pun sebenarnya  tak yakin bahwa PKI itu mampu hidup lagi di tanah air kita tercinta ini.

Hanya karena kesulitan untuk menggapai kekuasaan yang diidamkannya dan nyaris tak memiliki kemampuan menggoreng isu yang ada saja mereka terpaksa menjual isu PKI siapa tahu masih laku dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun