* Implikasi terhadap Otonomi Subjek Pendidikan Otonomi subjek pendidikan --- dalam arti kebebasan individu untuk menentukan pilihan, mengembangkan potensi, dan berpikir kritis --- bisa terancam dalam praktik semacam ini.
Implikasinya:
 1. Pengerdilan daya kritis: Disiplinasi ala militer lebih menekankan kepatuhan, bukan pertanyaan kritis.
 2. Produksi subjek yang seragam: Semua diarahkan pada standar perilaku yang sama, mengikis keberagaman karakter dan potensi.
 3. Reproduksi relasi kuasa: Siswa tidak didorong untuk mengkritisi sistem, tapi justru memperkuat struktur otoritas yang ada.
 4. Potensi alienasi: Individu yang berbeda nilai atau prinsipnya bisa merasa terpinggirkan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menjauhkan pendidikan dari cita-cita emansipatorisnya yakni membebaskan manusia, bukan sekadar mencetak warga negara yang patuh.
 Jadi, praktik pengiriman siswa ke barak militer dapat dibaca sebagai strategi disiplinasi tubuh dan pikiran dalam relasi kuasa, yang berimplikasi pada terbatasnya otonomi subjek pendidikan. Dalam kerangka Foucault, ini adalah bentuk normalisasi dan internalisasi kekuasaan yang bekerja halus melalui teknik pengaturan tubuh dan pikiran, bukan hanya lewat aturan hukum yang eksplisit. Pendisiplinan yang baik terhadap siswa seharusnya tidak dilakukan dengan cara yang keras atau bergaya militer, melainkan melalui pendekatan yang edukatif, persuasif, dan penuh keteladanan.Â
Disiplin bukan sekadar soal hukuman, melainkan bagaimana membangun kesadaran diri siswa tentang pentingnya tanggung jawab, aturan, dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Guru dan sekolah dapat menanamkan disiplin dengan cara memberikan pemahaman, membangun komunikasi yang terbuka, memberikan contoh perilaku positif, serta menciptakan lingkungan yang nyaman dan suportif. Dengan demikian, siswa akan belajar mematuhi aturan bukan karena takut, tetapi karena memahami manfaatnya bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Pendekatan seperti ini jauh lebih efektif untuk membentuk karakter mandiri, kritis, dan bertanggung jawab, dibandingkan metode otoriter ala barak militer yang bisa mematikan kreativitas dan menimbulkan ketakutanÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI