Apa Kabar BSI
Duduk disebuah warung kopi, mendengar percakapan yang cukup hangat dan menjadi trending topic tentang padamnya sistem Bank BSI, topic ini mengalahkan isu partai yang belum kunjung mendaftar di kip aceh tamiang. Â
Para narasumber yang sibuk berdebat kira kira kapan  Bank  itu akan normal kembali, mungkin mulai cemas tidak dapat menikmati kopi di warung kopi dikarenakan tidak dapat melakukan penarikan uangnya baik itu di Mesin Anjungan Tunai Mandiri atau tempat tempat yg telah bekerjasama dengan BSI
Kalimat yang menggelitik ketika mendengarnya "Percuma Bank BUMN" Â ... mendengar kata kata tersebut saya hanya tersenyum. Dari sejarah terbentuk Bank Syariah Indonesia yang merupakan hasil peleburan Bank Syariah Mandiri, Bak BRI Syariah dan BNI Syariah. Ketiga Bank tersebut merupakan anak perusahaan dari Bank Mandiri, BRI dan BNI, sehingga ketika dilebur menjadi satu menjadi Bank BSI, kepemilikan Bank BSI menjadi milik ke 3 Bank tersebut.
Dari data RTI kepemilikan Saham BSI antara lain :
Bank Mandiri : 51,47 %
BNI : 23, 24 %
BRI : Â 15, 38 %
Masyarakat  Umum :  9,91 %
Dan tidak ada kepemilikan saham dari Pemerintah. Menurut erick tohir, menjadikan BSI sebagai Bank Plat Merah masih lama. Kemungkinan pemerintah masih melihat progress BSI yang baru berumur 2 tahun.
Walau bukan dikategorikan sebagai Bank BUMN, lebih cocok Bank Swasta yang dimiliki BUMN, fenomena majunya Bank BSI tidak terlepas dari sumbangsih masyarakat Aceh. Â
Sejak diberlakukannya Qanun Aceh no. 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah. Bank - bank konvensional ramai ramai hengkang dari provinsi Aceh, kecuali unit syariah yang dimiliki masing masing Bank, masih adem ayem di Aceh.Â
Ketika diberlakukan qanun tersebut keberadaan BSI belum tampak, karena 3 Bank (BSM, BRIS, BNI Syariah) yang di merger menjadi BSI masih bertengger di Aceh dan menggantikan posisi Bank Konvensional induknya. Hingga akhirnya ke 3 Bank Syariah tersebut merger dan berdirilah BSI.
Diawal pendiriannya, animo masyarakat Aceh cukup antusias. Sebahagian masyarakat berfikir ini Bank pemerintah jadi aksesnya lebih banyak dan mudah dan bisa menggantikan fungsi Bank Konvensional yang sudah hengkang. Ada juga yang ingin menegakkan syariat di bumi serambi mekkah dari sektor perbankan, dan ada juga yang "terpaksa" seperti saya, dikarenakan gaji ditransfer ke pemilik rekening BSI.
Akan tetapi kejadian beberapa hari belakangan ini membuat masyarakat Aceh "Kelaparan di lumbung padi", dalam artian, sebanyak apapun uang yang ada dalam rekeningnya di Bank BSI tidak dapat digunakan dikarenakan seluruh sistem perbankan yang dimiliki BSI "crash" dan masyarakat mulai mengeluh karena tidak dapat melakukan transaksi keuangan.Â