Mohon tunggu...
fernando
fernando Mohon Tunggu... Pranata Komputer/ Lembaga Administrasi Negara

Saya adalah CPNS LAN RI tahun 2025, jabatan saya adalah Pranata Komputer Ahli Pertama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Iran-Israel: Mengapa Kita di Indonesia Harus Peduli?

18 Juli 2025   16:05 Diperbarui: 18 Juli 2025   16:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik Iran–Israel: Mengapa Kita di Indonesia Harus Peduli?

Oleh Fernando Manalu

Kalau mendengar berita tentang perang di Timur Tengah, reaksi awal banyak dari kita mungkin seperti ini: “Ah, jauh itu. Urusan mereka.” Tapi sebenarnya, perang yang terjadi antara Iran dan Israel bukan sekadar konflik dua negara yang saling serang. Di balik dentuman rudal dan ketegangan diplomatik itu, ada efek domino yang bisa terasa sampai ke dapur kita di Indonesia.

Pertanyaan pentingnya adalah: apa hubungannya konflik di sana dengan kehidupan kita di sini?

Sekilas tentang Konflik Iran–Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel sebenarnya bukan hal baru. Keduanya punya sejarah panjang permusuhan, mulai dari perbedaan ideologi, kepentingan regional, hingga urusan senjata nuklir. Tapi pada pertengahan Juni 2025 lalu, konflik ini kembali meletus lebih besar. Israel melancarkan serangan udara ke Iran, dan Iran pun membalas. Dunia internasional gempar. Media sosial penuh dengan narasi perang besar yang seolah tak terhindarkan.

Indonesia, seperti biasa, mengambil sikap mendukung perdamaian dan mengecam aksi kekerasan. Tapi dari pernyataan politik itu, kita sebenarnya perlu melihat lebih dalam: dampaknya sudah dan sedang menghampiri kita.

Ekonomi Jadi Taruhan

Iran termasuk negara produsen minyak terbesar di dunia. Saat negaranya terguncang oleh perang, produksi dan distribusi minyak dunia ikut terganggu. Ini berdampak ke harga minyak mentah global, yang tentu saja berimbas ke Indonesia. Kita bukan negara penghasil minyak besar, tapi kita sangat tergantung pada impor energi.

Saat harga minyak naik, biaya BBM naik, ongkos transportasi naik, dan pada akhirnya... harga bahan pokok pun ikut melambung. Ini bukan lagi soal politik luar negeri, ini soal kemampuan masyarakat Indonesia membeli kebutuhan sehari-hari. Inflasi bisa melonjak. Kalau pemerintah tidak sigap, rakyatlah yang paling merasakan sakitnya.

Lebih jauh lagi, nilai tukar rupiah juga bisa tertekan karena investor global biasanya menghindari risiko. Saat konflik besar terjadi, mereka menarik investasi dari negara-negara berkembang dan memilih aset yang lebih aman seperti dolar AS atau emas. Hasilnya? Rupiah bisa jatuh, ekspor terganggu, cadangan devisa menurun, dan ekonomi nasional bisa tersendat.

Bahaya Narasi dan Disinformasi

Konflik ini bukan hanya soal ekonomi. Ia juga membawa efek sosial yang tak kalah berbahaya: munculnya narasi yang membelah masyarakat.

Karena konflik Iran–Israel juga mengandung muatan ideologi dan agama, sering kali narasi yang muncul di media sosial bersifat provokatif. Kalimat seperti “Umat Islam harus bersatu melawan Zionis” atau “Ini perang akhir zaman” mudah sekali menyebar tanpa disaring. Apalagi kalau hoaks sudah bercampur dengan fanatisme—hasilnya bisa memicu kebencian, intoleransi, bahkan konflik horizontal di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun