Mohon tunggu...
Feri Puji Harianto
Feri Puji Harianto Mohon Tunggu... Seniman - writer holic

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Harapan untuk Roni

17 Juni 2018   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2018   21:49 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah perjalanan Roni berhenti di minimarket membeli oleh-oleh buat mertuanya. Setelah dibandingkan harga-harga bahan yang paling murah dengan kemasan yang cukup banyak untuk dikasihkan ke ibu mertuanya. Roni membeli gula, minyak goreng dan bubuk kopi dengan nominal tidak lebih dari 50 ribu.

Masih ada kembalian 2.500 rupiah.

"Lumayan lah"

Tiba di rumah mertua, istrinya yang mengetahui Roni sudah di depan langsung membukakan pintu tanpa menunggu Roni mengetuk salam.

Bapak mertuanya yang pengangguran saat itu sedang tertidur pulas di ruang depan dengan telanjang dada telah bergegas bangun. Ibu mertua berjalan dari dapur belakang menuju ke depan setelah mengetahui Roni telah datang.

"Eh nak Roni. Ibu cemasin nak Roni kok lama ndak ke sini?" Dengan wajah sumringah ibu mertua Roni menyambut.


"Iya Bu. Maaf. Lagi kerja saja, cuma dapat jatah masuk sore, jadi ndak sempat ke sini. Lisa (istri Roni) kan juga bekerja. Jadi kami berdua juga sulit ketemu waktu yang longgar".

"Nak Roni nanti bulan puasa tinggal di sini saja, biar ramai gitu rumah ibu."

"I...i...iya sih Buk boleh. Nanti aku bisa bilang ke Emak (ibu kandung Roni) dulu di rumah," sahut Roni dengan mengusap-usap rambut belakang kepalanya.

"Heeeh bercanda kok Nak Roni. Nanti kasihan Emak di rumah sendirian ndak ada temannya," kata mertua Roni

"Nanti kalau sudah waktunya, nak Roni membangun rumah di sebelah kan ibuk bisa ketemu terus sama kalian," lanjut ibu mertua Roni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun