Mohon tunggu...
Ferdinandus feriurpon
Ferdinandus feriurpon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menjadi pribadi yang berguna

mencari pengetahuan layaknya mencari air di padang gurun.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melihat Konflik Internasional dan Kontribusi untuk Perdamaian

8 Maret 2022   00:20 Diperbarui: 8 Maret 2022   00:24 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Dinamika Sosio-Kultural Negara-Negara sebagai Kajian Internasional

Perubahan sosial yang disebabkan oleh perkembangan teknologi di era globalisasi membawa masyarakat pada tatanan kehidupan yang lebih kompleks. Karena terjadinya perubahan sosial masyarakat di dunia, maka dunia internasional mencoba mengkaji perubahan tersebut dari berbagai macam sudut pandang. Kajian tersebut bisa di lakukan dari sudut pandang ekonomi, pertahanan, aktor negara dan aktor non-negara, hingga pada kaitan antara manusia dan lingkungan menjadi issu penting untuk dibahas.

Dalam kesempatan ini, mahasiswa sebagai calon akademisi juga dituntut untuk melakukan kajian terhadapa pentinya siklus kehidupan yang dinamis dalam kehidupan masyarakat. Saya sendiri sebagai calon akademisi melihat siklus kehidupan masyarakat dalam  konteks bernegara dan kaitannya dengan environment (lingkungan sebagai tempat mahkluk hidup jalani) sebagai suatu issu yang dinamis dan berkelanjutan. sehingga kajian kita sebagai calon akademisi harus faktual, berbasis data, serta memiliki independensi terhadap issu yang kita kaji. Saya kira dalam konteks ini (sosio-kultural dunia) perlu adanya pendekatan yang holistik dan integratif, karena tidak cukup jika kita membahas sesuatu yang kompleks hanya dari beberapa sudut pandang, dan juga karena akan cenderung kakuh dan tidak akan ada progress, seperti mencari solusi apa yang harus langsung berkenaan yang sosio-cultural yang ada di negara tersebut agar problematika yang ditemukan, bisa dituntaskan hingga akar-akarnya. 

 

Melihat Perang Ukraina-Rusia dari Sudut Pandang Realisme dan Liberalisme

Dea davina dalam artikelnya menjelaskan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggerakkan pasukan ke wilayah timur Ukraina. Gerakan pasukan diumumkan Putin pada pukul 06.00 waktu Moskow, atau 10.00 WIB. Pidato pergerakan pasukan secara khusus, ke wilayah timur Ukraina, disiarkan di stasiun televisi. Putin menyebutnya sebagai operasi militer khusus. Putin menyatakan pergerakan pasukan ke wilayah timur Ukraina untuk membebaskan warga yang tertindas oleh pemerintah Ukraina. Rusia tak berniat untuk menduduki Ukraina, kata Putin. Diplomasi diharapkan masih menjadi jalan keluar dalam konflik Rusia dan Ukraina. Namun langkah Rusia yang secara resmi mengakui kemerdekaan Donetsk, dan Luhansk, yang menjadi wilayah separatis pro Rusia, di Ukraina Timur, membuat Uni Eropa dan Amerika Serikat memberikan sanksi terhadap Rusia (davina, kompasTV.com).

Sebagai seorang calon akademisi, saya akan sedikit menjelaskan situasi ini berdasarkan dua perspektif internasional, yaitu realisme dan liberalisme. Pertama, jika kita melihat konflik antara ukraina dan rusia dari perspektif realisme, maka kita bisa mengetahui bahwa kedua negara berusaha meningkatkan security terhadap negaranya masing-masing,  karena konflik ini sudah berubah menjadi perang. Dari rusia, vladimir putin (presiden rusia) mengutus pasukan khusus untuk menginvasi donetsk dan luhansk dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat di sana dari kebrutalan presiden ukraina yang melakukan genosida. Namun dari sisi ukraina, Volodymyr Zelensky (presiden ukraina) menanggapi keputusan presiden rusia yang untuk melakukan invasi militer di wilayah timur ukraina sebagai suatu ancaman penyerangan, sehingga tanggapan kedua negara pun bermanifestasi pada terjadinya saling serang-menyerang. Selain itu di wilayah  dentsk dan luhansk terdapat beberapa kelompok yang pro terhadap rusia yang mana ditanggapi oleh presiden uraina sebagai suatu pemberontakan (separatisme).

Menghadapi situasi ini, aktor negara dari kedua negara (dalam hal ini pemerintah) mempunyai tanggung jawab penuh, sehingga tanggapan dari masing-masing negara adalah kedua negara berusaha meningkatkan hard power (alat perang, militer, dan strategi serta pertahanan) untuk melindungi masyarakatnya dari ancaman penyerangan oleh negara satu terhadap negara lain. Situasi ini sangat berbahaya karena berpotensi menimbulkan perang dunia ke-3, sebab negara yang berseteru merupakan bukan negara kecil dan juga karena ideologi dari kedua negara yang sangat kontradiktif satu dengan yang lain membuat kondisi semakin memanas.

Kedua, jika kita melihat situasi ini dari sudut pandang liberalisme, maka sejauh ini belum ada progres dari masing-masing negara yang berseteru untuk melakukan diplomasi serta dialog. Komitmen dan independensi dari masing-masing negara (dalam konteks ini kepala negara) menghilangkan celah atau titik temu untuk melakukan dialog antar negara. Namun, di sisi lain negara-negara lain yang sering melakukan kerjasama (cooperation) seperti amerika serikat memihak ukraina, tetapi hanya sebatas argumentasi belum sampai pada pemasokan alat perang untuk ukraina. Begitu juga cina yang mendorong agar kedua negara dapat menyelesaikan konflik ini secara damai lewat dialog di tingkat internasional.

Akibat konflik ini, kerjasama antar rusia dan ukraina pun memudar, walaupun kedua negara berada pada satu daratan tetapi tetap saja perbedaan persepsi (ideologi), komitmen, dan  independensi, serta tekad yang tidak dapat dibendung sehingga perang pun menjadi jalan utama. Namun, harapannya agar kelak kedua negara dapat menyelesaikan peperangan yang bisa memakan banya korban jiwa terutama masyarakat sipil.

Solusi yang Dapat Ditawarkan sebagai Seorang Calon Akademisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun