Mohon tunggu...
M Ferdinan Nurwahid
M Ferdinan Nurwahid Mohon Tunggu... Bidang Penelitian dan Penalaran LTMI PB HMI

Saya seorang manusia yang dibesarkan di bumi dengan ijin Tuhan yang maha esa, saya memiliki hobi menulis, membaca dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Definis dan Prinsip Hirilisasi Industri Maritm

19 April 2025   03:53 Diperbarui: 19 April 2025   04:03 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makassar 2023, M Ferdinan Nurwahid

Definisi dan Prinsip Dasar Hilirisasi

Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah atau komoditas dasar menjadi produk bernilai tambah tinggi melalui serangkaian tahapan industri. Dalam konteks sektor maritim, hilirisasi mencakup transformasi sumber daya kelautan (seperti perikanan, mineral laut, atau energi terbarukan) menjadi produk akhir yang siap dipasarkan.

Hilirisasi dalam sektor maritim tidak hanya terbatas pada pengolahan produk perikanan, tetapi mencakup seluruh potensi sumber daya kelautan yang dapat ditingkatkan nilai ekonominya, meliputi:

  • Sumber Daya Hayati: Ikan, rumput laut, biota laut lainnya (contoh: teripang, kerang mutiara).
  • Sumber Daya Non-Hayati: Garam laut, mineral dasar laut (mangan, kobalt), energi terbarukan (gelombang, angin laut).

Hilirisasi dalam sektor maritim tidak hanya terbatas pada pengolahan produk perikanan, tetapi mencakup seluruh potensi sumber daya kelautan yang dapat ditingkatkan nilai ekonominya. Salah satu aspek penting adalah pemanfaatan sumber daya hayati, seperti ikan, rumput laut, dan biota laut lainnya (misalnya teripang dan kerang mutiara). Pengolahan sumber daya hayati menjadi produk bernilai tambah, seperti tepung ikan, suplemen kesehatan, atau kosmetik berbasis rumput laut, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan kontribusi sektor kelautan terhadap PDB (World Bank, 2017). Dengan teknologi yang tepat, hilirisasi sumber daya hayati juga dapat mengurangi limbah dan meningkatkan keberlanjutan.

Selain sumber daya hayati, sumber daya non-hayati juga memiliki potensi besar untuk dihilirisasi. Contohnya, garam laut tidak hanya dapat diolah menjadi garam konsumsi, tetapi juga menjadi bahan baku industri kimia seperti klorin dan soda api. Mineral dasar laut, seperti mangan dan kobalt, sangat dibutuhkan untuk industri baterai dan elektronik, sementara energi terbarukan dari gelombang dan angin laut dapat menjadi solusi ketahanan energi (OECD, 2019). Pengembangan hilirisasi di sektor ini memerlukan investasi dalam penelitian dan infrastruktur untuk memastikan nilai ekonomi yang optimal.

Integrasi hilirisasi sumber daya hayati dan non-hayati dapat menciptakan ekonomi biru yang berkelanjutan. Pendekatan holistik ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah tetapi juga mendukung pelestarian ekosistem laut. Misalnya, pengolahan teripang dan rumput laut dapat dikombinasikan dengan budidaya berkelanjutan untuk mencegah overeksploitasi. Sementara itu, pemanfaatan energi terbarukan dari laut dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil (UNCTAD, 2020). Dengan kebijakan yang mendukung dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, hilirisasi sektor maritim dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Hilirisasi dalam sektor maritim tidak hanya mencakup pengolahan sumber daya hayati dan non-hayati, tetapi juga melibatkan pemanfaatan jasa kelautan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu sektor jasa kelautan yang berkembang pesat adalah pariwisata bahari, yang meliputi wisata pantai, diving, snorkeling, dan ekowisata pesisir. Menurut penelitian Hampton et al. (2018) dalam Marine Policy, pariwisata bahari berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah pesisir, terutama di negara kepulauan seperti Indonesia. Namun, pengembangannya harus memperhatikan keberlanjutan ekologis agar tidak merusak ekosistem laut yang menjadi daya tarik utama.

Selain pariwisata, bioteknologi kelautan juga menjadi bidang potensial dalam hilirisasi maritim. Bioteknologi kelautan memanfaatkan mikroorganisme dan senyawa bioaktif dari laut untuk aplikasi farmasi, kosmetik, dan industri makanan. Studi oleh Imhoff et al. (2011) dalam Marine Drugs menunjukkan bahwa senyawa dari sponge laut dan mikroalga memiliki sifat antitumor dan antibakteri yang berguna untuk pengobatan. Pengembangan bioteknologi kelautan memerlukan investasi dalam riset dan kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk memaksimalkan potensinya.

Di sisi lain, logistik maritim memegang peran kunci dalam mendukung hilirisasi produk kelautan. Efisiensi logistik, termasuk transportasi laut, pelabuhan, dan rantai dingin (cold chain), sangat menentukan daya saing produk perikanan dan hasil laut lainnya. Menurut Notteboom & Rodrigue (2008) dalam Journal of Transport Geography, penguatan infrastruktur logistik maritim dapat mengurangi biaya distribusi dan memperluas akses pasar. Indonesia, sebagai negara maritim, perlu meningkatkan konektivitas antarpulau dan kapasitas pelabuhan untuk mendukung hilirisasi yang berdaya saing global.

Integrasi antara jasa kelautan dan hilirisasi sumber daya laut dapat menciptakan ekonomi biru yang berkelanjutan. Misalnya, pengembangan pariwisata bahari dapat dipadukan dengan budidaya rumput laut atau teripang sebagai atraksi edukasi wisatawan. Sementara itu, bioteknologi kelautan dapat menghasilkan produk bernilai tinggi yang dipasarkan melalui jaringan logistik maritim yang efisien. Menurut laporan OECD (2016) dalam The Ocean Economy in 2030, sinergi antarsektor ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus menjaga kelestarian lingkungan laut. Dengan demikian, pendekatan terpadu dalam pengelolaan jasa kelautan dan hilirisasi sumber daya maritim menjadi kunci pembangunan ekonomi berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun