Mohon tunggu...
Ferdi Fernando putra
Ferdi Fernando putra Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa aktif Politeknik Negeri Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Apatis: Saat Kampus Hanya Menjadi Tempat Singgah, Bukan Tumbuh

15 Juni 2025   01:15 Diperbarui: 15 Juni 2025   01:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi berpose dengan semangat kebersamaan di area kampus. Dari kiri ke kanan: Ferdi Fernando Putra, Revalino Ard

Oleh: Ferdi Fernando Putra

Di balik tembok-tembok kampus yang kokoh, sering kali tersembunyi suara-suara yang seharusnya lantang namun memilih diam. Fenomena mahasiswa apatis bukanlah isu baru, tapi terus berulang dari generasi ke generasi. Mereka hadir ke kampus, belajar, lalu pulang tanpa menyentuh apapun yang lebih besar dari sekadar nilai akademik.

Di tengah tantangan bangsa yang semakin kompleks, kehadiran mahasiswa sebagai agen perubahan seharusnya menjadi kekuatan sosial yang mampu menggerakkan masyarakat. Namun, sebagian dari kita justru memilih jalan aman: diam, acuh, dan tak peduli. Padahal, apatisme adalah penyakit yang bisa melemahkan nadi perubahan di institusi manapun, termasuk perguruan tinggi.

Apatisme ini seringkali dibungkus dengan dalih kesibukan pribadi, tekanan akademik, atau bahkan ketidakpercayaan terhadap organisasi kampus. Namun yang perlu diingat, perubahan tidak menunggu waktu ideal. Ia membutuhkan keberanian untuk bersuara dan bergerak---dari mana pun kita berdiri.

Sebaliknya, kita masih bisa menemukan secercah harapan dari mereka yang mau turun tangan, yang tidak hanya belajar untuk diri sendiri tapi juga mengabdi untuk komunitas. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi, forum diskusi, maupun kegiatan sosial menjadi contoh bahwa masa muda bukan sekadar tentang mengejar IPK tinggi, tapi juga tentang meninggalkan jejak kebermanfaatan.

Mari Kita Bergerak

Kita butuh lebih banyak mahasiswa yang tidak hanya berpikir, tapi juga bertindak. Tidak harus menjadi aktivis garis keras, cukup dengan tidak menutup mata terhadap realitas sekitar dan turut menyumbangkan tenaga, waktu, atau ide untuk kebaikan bersama. Karena ketika kita memilih diam, kita sedang memberi ruang bagi ketidakadilan untuk tumbuh subur.

Kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga ruang bertumbuh sebagai manusia seutuhnya. Maka, jangan biarkan diri kita hanya menjadi mahasiswa yang sekadar lewat, tanpa memberi warna apa-apa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun