Tulisan kali ini merupakan sudut pandang pribadi. Dengan berdasar atas pemahaman dan keterbatasan ilmu yang dimiliki saat ini, semoga tulisan ini bisa menambah sudut pandang baru bagi para pembaca. Besar harapannya agar mendapat kritikan dan saran yang membangun agar terus dapat memperbaiki dan menjadi manusia yang lebih baik lagi.
"Fenton kamu kenapa seperti ini?", "Fenton kamu beneran ...?", "Fenton kamu ini, kamu itu ....?", dan banyak lagi berbagai perkataan orang lain terhadap kita. Ini bukanlah hal yang jarang terjadi, terutama di Indonesia. Berbeda dengan budaya di luar negeri yang orang terlatif tidak ikut campur ataupun berkomentar terhadap orang lain.
Berdasar KBBI, "kepo" yang merupakan akronim bahasa Inggris khas Indonesia, "knowing every particular object" berarti rasa ingin tahu yang berlebihan dengan urusan orang lain.
Sudah jadi hal lumrah di sekitar kita kalau banyak orang yang terlalu ingin tahu atas urusan orang lain, termasuk saya sendiri pun dulu juga seperti itu. Hingga akhirnya, saya tersadar kalau terlalu ingin tahu juga tidak ada gunanya. Itu hanya untuk menyenangkan kepentingan dan kegoisan diri.
Komentar positif ataupun negatif kerap muncul di berbagai kesempatan. Mungkin diri kita sendiri juga sering mengucapkan ataupun terpikir komentar-komentar tersebut, baik yang akhirnya tersampaikan kepada orang lain atau hanya dalam hati dan pikiran kita sendiri.
Semakin kita dewasa, semakin kita mengenal banyak orang, kita akan melihat berbagai macam perilaku, baik yang dilakukan oleh anak muda, orang lebih tua, atau kepantaran usia kita. Cara mereka berpikir sangat tergantung dari bagaimana orang tersebut dibesarkan dan latar belakangnya.
Saya pernah bertemu orang-orang yang memiliki latar belakang yang relatif baik, jarang sekali muncul atau terdengar komentar negatif terhadap orang lain. Bahkan mereka lebih banyak mengomentari diri sendiri, seperti apa yang dia telah lakukan dan bagaimana cara mengatasi dan memperbaiki masalah yang ada. Tidak berfokus pada masalah orang lain yang berujung menjadi komentar negatif.
Bila kita coba refleksikan kepada diri sendiri, misal dalam mengambil sebuah foto. Saat kita mengabadikan momen yang kita rasa perlu, terkadang ada saja orang yang melihat dengan sinis terhadap apa yang kita lakukan, atau bahkan sering dikomentari yang sampai terucap dan terdengar oleh kita.