Mohon tunggu...
Fenny Trisnawati
Fenny Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Manusia cuma bisa usaha, Tuhan yang tentukan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Usia dan Kesempatan Kerja di Sini dan Luar Negeri

4 Desember 2021   08:55 Diperbarui: 6 Desember 2021   10:15 2117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tenaga kerja bekerja di luar negeri. (sumber: freepik.com/macrovector via kompas.com)

Seorang teman baru saja resign dari pekerjaannya yang lama, dan sekarang sedang dalam fase mencari pekerjaan. Tidak mudah untuk mencari pekerjaan di negeri ini. 

Di tengah kondisi pandemi dan keadaan perekonomian yang cenderung menurun, semakin sulit untuk mencari pekerjaan karena usaha-usaha banyak yang tumbang dan melakukan penghematan dengan memberhentikan karyawannya secara sepihak. 

Demo UMR juga sedang hangat diberitakan di media masa, karena kenaikan UMR yang ada dirasa terlalu kecil.

Melihat iklan lowongan pekerjaan yang beredar di medsos cukup mengusik pikiran saya. Mengapa selalu ada persyaratan usia? Bukankah dalam pekerjaan terjadi pertukaran manfaat antara pemberi kerja dengan pencari kerja? 

Pemberi kerja memberikan upah dan pencari kerja memberikan value, sehingga antara keduanya terjalin simbiosis mutualisme.

Dari pengalaman seorang teman yang bekerja di luar negeri sebagai buruh, tidak disyaratkan usia tertentu untuk pekerjaan tertentu. Dia dan suaminya bekerja mengepak barang yang akan dikirim oleh perusahaan. 

Secara keseluruhan, pekerjaan tersebut menuntut fisik yang kuat, pekerjaan mereka juga bekerja dibantu oleh mesin yang sudah dijelaskan cara mengoperasikannya saat awal mereka bekerja. 

Tidak dipersyaratkan juga untuk kemampuan bahasa, jelas akan ada kesulitan bagi yang bahasa Inggrisnya pas-pasan, tapi sekali lagi, bahasa tidak menjadi persyaratan. Pekerjaan bagi wanita tidak seberat pekerjaan untuk pria, jadi perusahaan juga memikirkan kemampuan fisik antar gender.

Hak pekerja cukup jelas, upah per jam, upah lembur dan sebagainya sudah ada ketentuan yang mengatur. 

Sistem perekrutannya juga tidak terlalu rumit, ada form yang harus diisi (kalau tidak salah form C4 untuk pajak), proses wawancara yang harus dilewati oleh pelamar, kemudian notifikasi diterima atau tidak akan dikirim lewat aplikasi WhatsApp. A

pakah ada kemungkinan tidak diterima? Tentu saja ada, karena dari cerita teman tersebut, dia pernah juga ditolak perusahaan dan pernah juga dipecat dari pekerjaannya yang lama. 

Lembur dihargai lebih tinggi dari upah per jam, hanya saja jika pekerjaan utama sudah sangat melelahkan, maka untuk kerja lembur sudah tidak ada lagi energi yang tersisa. Bahkan menurut ceritanya, teman saya ini butuh waktu sekitar sebulan untuk beradaptasi dengan pekerjaannya yang sangat menguras fisik ini.

Pekerjaan yang dijelaskan tersebut memang bukan pekerjaan profesional yang dibayar mahal. Saya ingin menggambarkan bahwa, di belahan negara lain usia bukan sandungan untuk melamar pekerjaan, sekalipun untuk pekerjaan yang menguras fisik. 

Berbeda dengan lowongan di negara ini, dimana usia menjadi persyaratan, sangat sedikit sekali lowongan pekerjaan untuk mereka yang berusia diatas 35 tahun. 

Dengan demikian, hal ini bisa menjelaskan mengapa banyak orang yang bertahan dengan pekerjaan yang tidak memuaskan dan tidak membahagiakan dirinya, penyebabnya adalah usia. 

Seseorang akan sulit untuk mencari pekerjaan lain jika usianya sudah 35 tahun ke atas. Maka dia tidak punya pilihan lain selain bertahan, meskipun dia tidak menyukai pekerjaanya. 

Saya berbicara dalam konteks kelas pekerja secara umum, bukan kelas manajer. Hal ini akan berdampak pada kepuasan kerja karyawan dan kinerjanya. 

Dampak ekonomi menjadi alasan utama ketika seseorang memutuskan untuk bertahan. Wirausaha juga bukan solusi yang menjanjikan, karena ada kendala modal usaha. 

Kan bisa ajukan kredit ke bank? Bisa, tapi tentu ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, dan yang paling utama, jika modal awal usaha dari kredit, maka akan sangat sulit untuk bertahan karena belum apa-apa sudah terbebani oleh bunga bank dan angsuran pokoknya, yang tidak bisa tidak, harus diangsur setiap bulannya, sedangkan usaha yang baru saja dirintis ini belum jelas juga pendapatannya, apalagi mau bayar cicilan bank pula.

Dalam sebuah iklan lowongan pekerjaan, misalnya untuk pekerjaan supir pribadi, disyaratkan usia maksimal 25 tahun. Bukankah usia semuda itu masih kurang perhitungan dan cenderung emosional di jalanan ketika membawa kendaraan? 

Tapi memang ini masalah preferensi pribadi, karena toh ini juga untuk lowongan supir pribadi. Mungkin si majikan lebih nyaman dengan yang usia muda. Atau lihat lagi lowongan cleaning service di kantor yang mensyaratkan usia maksimal 30 tahun. 

Apakah usia di atas 30 tahun tidak cakap lagi untuk urusan bersih-bersih? Mencoba memahami mengapa usia menjadi syarat utama dalam pekerjaan di negeri ini. 

Bisa saja karena ada anggapan kalau sudah mencapai usia tertentu, katakanlah 35 tahun ke atas, produktivitasnya menurun, masalah keluarga yang kompleks, fisik yang tidak kuat dan lain sebagainya.

Sehingga, itu menjadikan seseorang tersebut sulit untuk profesional dalam pekerjaannya. Tapi bayarannya juga minim dan tidak terstandar kok nuntut profesional segala.

Negeri ini punya kelebihan dari jumlah penduduk yang besar, sehingga tenaga kerja cukup melimpah, berbeda dengan belahan negara lain yang sedang krisis jumlah penduduk. Tenaga kerja yang melimpah menjadikan pemberi kerja lebih punya pilihan dibanding dengan pencari kerja. 

Meskipun rentang usia produktif 15 hingga 64 tahun, bukan berarti ketika mencari pekerjaan yang baru dalam rentang usia tersebut akan mudah. Karena fakta di lapangan berbicara bahwa 'age is matter', artinya usia akan mempengaruhi jumlah kesempatan yang dimiliki.

Kembali kepada kisah teman yang resign dari pekerjaannya, dan sulit untuk beralih pekerjaan karena masalah usia. Maka dia melihat peluang mencari pekerjaan di luar negeri. Karena di belahan negara lain usia 35 tahun ke atas masih ada tempat untuk berkarya dan memberikan value bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun