Mohon tunggu...
Fenny Trisnawati
Fenny Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Manusia cuma bisa usaha, Tuhan yang tentukan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adakah Kepercayaan terhadap Potret Buram Pendidikan Indonesia?

25 Januari 2020   22:36 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kisah penggembala dan hewan serigala dapat menjadi contoh akan mahalnya harga kepercayaan. Sang penggembala bahkan menderita kerugian karena semua dombanya dimakan serigala. 

Kepercayaan masyarakat telah hilang sehingga tidak mau datang membantu ketika penggembala berteriak minta tolong saat kawanan serigala benar-benar datang.

Berbagai kasus yang mencoreng dunia pendidikan akhir-akhir ini mungkin menciderai rasa percaya masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang disebut sekolah. 

Pada awal tahun 2020 ini, masyarakat dikejutkan oleh kasus siswi SMP yang bunuh diri dengan cara meloncat dari lantai 4 sekolahnya, sungguh memprihatinkan. 

Belum lagi kasus oknum guru yang meneriaki siswinya perempuan nakal, akibatnya ia dibully di sekolah oleh teman-temannya, dan berujung pada ingin berhenti sekolah, dan masih banyak kasus-kasus lain yang tidak kalah hebohnya.

Adanya kasus-kasus tersebut, menimbulkan tanda tanya, bagaimana sebenarnya sistem pendidikan di Indonesia? Apakah kita sudah melakukan reformasi di bidang pendidikan? 

Apakah sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat diandalkan untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berwawasan kebangsaan, cakap dan sekaligus memiliki pengetahuan yang mumpuni? Dan masih banyak lagi pertanyaan seputar pendidikan yang mungkin bisa jadi belum terjawab.

Finlandia memulai reformasi di bidang pendidikan pada tahun 1970, karena mereka menyadari bahwa bila ingin menjadi negara kesejahtraan, maka pembangunan sumber daya manusia adalah hal yang sangat penting. 

Terlepas dari kekurangan yang dimiliki oleh Finlandia, keberhasilannya dalam hal pendidikan dapat menjadi cermin dan bahan pemikiran, negara yang awalnya adalah negara agraris yang miskin dapat merubah nasibnya dan menjadi perhatian dunia.

Reformasi bukanlah pekerjaan ringan dan waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar. Reformasi tidak mungkin dapat dilakukan dalam kurun waktu lima tahun. 

Semangat reformasi ke arah yang lebih baik harus tetap diturunkan pada generasi selanjutnya, agar terjadi kesinambungan. Pada akhirnya, kepercayaan masyarakat bukanlah hal yang dapat dipaksakan, seiring waktu dan diiringi pembuktian maka kepercayaan akan terbentuk dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun