Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Empat Hal Didapat dari #ExploreRawamangun bareng Click Kompasiana

25 Februari 2020   20:33 Diperbarui: 25 Februari 2020   21:24 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rawamangun bisa saya katakan adalah wilayah yang sudah banyak dikenal oleh banyak orang. Sebut saja misalnya terminalnya (Terminal Rawamangun), mall-nya (Arion), kampusnya (Universitas Negeri Jakarta), tempat olahraganya (Velodrome), hingga transportasinya (TransJakarta, dan LRT). 

Di sekitar Rawamangun menjadi hal yang membuat saya tertarik dengan ide dari salah satu komunitas Kompasiana yaitu ClicKompasiana dalam mengadakan Explore Rawamangun pada hari Minggu, 23 Februari 2020 lalu, sehingga menerbitkan "Empat Hal yang Didapat dari Explore Rawamangun bareng ClicKompasiana", yang saya rangkum sebagai berikut:  

Hidup adalah Sebuah Perjalanan

Di acara #ExploreRawamangun ini, perjalanan saya tempuh semenjak dari rumah berjalan kaki menuju halte TiJe Perumnas Klender -- transit di halte TiJe Kampung Melayu -- transit Halte TiJe Matraman -- kemudian tiba di Halte TiJe Pemuda Rawamangun. Lalu menyusuri sky bridge menuju lokasi di stasiun LRT Velodrome. Tidak lupa untuk jepret ketje alias ada pengambilan gambarlah, untuk dokumentasi, hihi.

Foto di sky bridge antara Halte Tije Pemuda Rawamangun dan LRT Velodrome - Dok.FenniBungsu
Foto di sky bridge antara Halte Tije Pemuda Rawamangun dan LRT Velodrome - Dok.FenniBungsu
Kurang lebih satu jam mengeksplor di sekitar stasiun LRT Velodrome dan stasiun LRT Pegangsaan Dua. Perjalanan pun dilanjutkan menuju suatu tempat untuk sejenak menikmati santap siang. 

Lepas lelah dan konser di bagian sistem pencernanan perjalanan pun  berlanjut ke Makam Pangeran Jayakarta menggunakan angkutan umum KWK 25 dan berhenti tepat di depan lokasi. Rangakaian acara pun berakhir sekitar pukul setengah lima.

Makan siang di Bakmi Tasik -- dok. fennibungsu
Makan siang di Bakmi Tasik -- dok. fennibungsu
Di situlah dapat dirangkum bahwa perjalanan hidup dilakoni dari pagi hari hingga sore/malam, bahkan ada istilah keluar dari rumah gelap hingga gelap kembali ke rumah. Oleh karenanya perjalanan hidup yang positif semoga selalu menaungi kita, agar memperoleh manfaatnya dalam kehidupan.

Imbang Melihat ke Atas dan ke Bawah

Siapa yang tidak senang bisa jalan-jalan menggunakan transportasi masal yang keren ini. Saya #SemangatCiee sekali untuk bisa ikutan acara yang digagas oleh ClicKompasiana karena memang belum pernah coba, sekaligus ingin merasakan sendiri sensasinya itu seperti apa. Apalagi pernah dapat kartu sakti si krico, eaaa. Padahal dapatnya tahun lalu, baru bisa  dimanfaatkan pas di momen acara komunitas Kompasiana.

dok. FenniBungsu
dok. FenniBungsu
LRT adalah Lintas Rel Terpadu yang dilengkapi dengan kursi prioritas, dan tata tertib di dalam kereta. Di sekitar stasiun terdapat toilet untuk umum dan disabilitas, tangga eskalator, lift, dan mesin tiket otomatis. 

Sementara ini baru tersedia perjalanan dari Halte Velodrome hingga Halte Pegangsaan Dua, dengan ketersediaan kereta per 10 menit.  

Dengan perlintasan jalur layang pada LRT, saat berada di dalam kereta bila kita menengok ke arah atas awan biru nan cerah menaungi perjalanan ini, sebagai suatu hikmah agar tidak lupa dengan siapa yang menciptakan kita. 

Tatkala kita melihat ke sisi bawah pengajaran pun diperoleh bahwa masa itu berputar tak melulu berada di atas. Adakalanya pun di bawah, bahkan berada di tengah, ya kan kan..

dok.FenniBungsu
dok.FenniBungsu

Nama Akan Selalu Dikenang

Pasti tidak asing di telinga kita dengan pepatah, "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia wafat meninggalkan nama".   Sering saya membaca bahwa hal apa yang dilakukan manusia semasa hidupnya, akan dikenang oleh orang -- orang yang mengenalnya. Itu pula yang saya tangkap saat tiba di kompleks Makam Pangeran Jayakarta. Kompleks pemakaman ini adalah selain terdapat makam keluarga, berdiri pula sebuah masjid. 

Dok. FenniBungsu
Dok. FenniBungsu
Pangeran Jayakarta yang bernama asli adalah Achmad Jaketra, selain dikenal sebagai pejuang melawan penjajahan Belanda, dikenang pula sebagai penggagas berdirinya Masjid Jami Assalafiyah pada tahun 1620. Lokasinya mudah dijangkau, karena dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar :
  • Tiga menit dari arah Terminal Rawamangun dengan KWK 25 atau sekitar 18 menit dengan berjalan kaki.
  • Lima menit dari Stasiun Klender / Halte TransJakarta Stasiun Klender.
  • Sepuluh menit dari Stasiun Jatinegara.

Gambar diambil dengan mode panorama -- dok. FenniBungsu
Gambar diambil dengan mode panorama -- dok. FenniBungsu
Masjid Jami Assalafiyah, tepatnya terletak di Jatinegara Kaum, Jakarta Timur ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui SK Gubernur No 475 tahun 1993. Lokasinya yang ramai dengan para pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah sholat maupun untuk berziarah ke makam Pangeran Jayakarta, sekaligus menjadi penyadaran untuk kita mengenai istirahat panjang dan jejak nama baik yang akan terus diingat oleh siapa saja.

Hadir untuk yang Lima

Hadir selalu untuk yang lima, terkadang dirasakan belum bisa untuk tepat waktu. Namun begitu usaha agar bisa membuatnya genap melaksanakan yang lima itu, memunculkan gairah dan semangat terutama ketika berada di kawasan LRT hingga Jatinegara Kaum, yaitu kehadiran Masjid Jami Assalafiyah berada di depan jalan raya, memudahkan siapa saja untuk singgah.   

dok. FenniBungsu
dok. FenniBungsu
Begitupun mushola di tiap-tiap stasiun LRT yang posisinya mudah ditemukan, sehingga sudah bukan lagi menjadi alasan untuk kita lengah melaksanakan yang lima itu. Apalagi kenyamanan di dalamnya tersedia seperti tempat wudhu, perlengkapan sholat, dan suasana sejuk tentu akan membangkitkan rasa tenang saat bermunajat kepada-NYA.

Mushola LRT Stasiun Pegangsaan Dua --- dok FenniBungsu
Mushola LRT Stasiun Pegangsaan Dua --- dok FenniBungsu
Dari rangkaian #EksploreRawamangun ini, menjadi hal menarik yang saya peroleh selama lebih dari 6 jam (dihitung semenjak keluar dari rumah hingga kembali lagi ke dalam rumah, hehe). 

Silaturahmi dengan sesama kompasianer-nya dapat, wawasan makin bertambah, dan keceriaan hati me time dan we time ala-ala pun diraih, karena lumayan banyak dapat stok foto, hehe. Semoga pada kesempatan berikutnya ClicKompasiana bisa membuat acara yang makin #SemangatCiee lagi. Sampai jumpa di edisi berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun