Mohon tunggu...
Felysa Almaira Zulfi Aurelia
Felysa Almaira Zulfi Aurelia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Sekedarar Hiburan: Intip Resep Hidup Lebih Panjang, Cerdas, dan Sehat

18 Oktober 2025   09:09 Diperbarui: 18 Oktober 2025   09:01 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama ini, kita beranggapan membaca sebagai gerbang menuju pengetahuan, padahal kekuatannya jauh lebih luas dari itu. Literatur modern kini sepakat: kebiasaan membaca adalah terapi yang sangat efektif bagi kesehatan mental dan fisik. Para ilmuwan telah membuktikan hal ini secara gamblang. Faktanya, buku adalah penangkal stres tercepat yang ada. Sebuah studi dari Mindlab International di Inggris menemukan bahwa hanya dengan membaca selama enam menit, tingkat stres seseorang dapat anjlok hingga 68%. Efek relaksasi dari membaca ini bahkan jauh mengalahkan metode populer lain seperti mendengarkan musik atau berjalan santai, karena fokus yang diperlukan saat membaca memutus rantai pikiran cemas yang selama ini membebani otot dan pikiran kita.

Tak hanya menenangkan, buku terbukti menjadikan manusia lebih baik. Khususnya membaca fiksi, secara harfiah melatih otak kita untuk menjadi lebih empatik---sebuah konsep yang disebut "Teori Pikiran." Ketika kita tenggelam dalam narasi dan perspektif karakter yang berbeda, otak kita secara otomatis mensimulasikan emosi dan niat mereka. Karena otak tidak membedakan antara pengalaman yang diimajinasikan dan yang benar-benar terjadi, latihan mental ini efektif meningkatkan kemampuan kita memahami perasaan orang lain di dunia nyata. Dengan kata lain, buku adalah gym mental yang memperkuat kecerdasan emosional kita.

Selain itu, investasi waktu dengan membaca buku adalah investasi untuk usia panjang. Membaca secara aktif membangun "cadangan kognitif" di otak yang berfungsi seperti lapisan pelindung yang tangguh. Studi di Rush University Medical Center, Chicago, menunjukkan bahwa orang dewasa yang aktif membaca dan menulis seumur hidup mengalami penurunan kemampuan kognitif yang jauh lebih lambat, menunda manifestasi gejala penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan Alzheimer. Puncak dari semua manfaat ini terlihat pada statistik harapan hidup: penelitian dari Universitas Yale membuktikan bahwa orang yang membaca buku setidaknya 3,5 jam seminggu memiliki tingkat kelangsungan hidup 23% lebih tinggi dalam periode studi 12 tahun. Jadi, jika Anda mencari resep sederhana untuk hidup lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih panjang umur, jawabannya ada di dalam lembar-lembar buku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun