Mohon tunggu...
felisha halim
felisha halim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

book, movie, music, repeat...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kamu; Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya

24 Maret 2015   18:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427197829928460317

Penulis muda bernas Indonesia sudah lahir! Dia bernama Sabda Armandio Alif.
Saya tidak pernah menemui karya seperti ini dalam dunia sastra Indonesia sejauh ini, minimal dalam pengalaman saya yang tak banyak.
Kamu berbahasa dengan kaidah yang baik. Kamu bercerita dengan nafas yang teratur hingga halaman terakhir. Kamu memiliki tokoh yang sedikit dan penokohannya dibuat sangat kuat. Saya tak menyangka ternyata kamu bisa dibuat sebagai nama seorang tokoh, begitu juga dengan Permen, hahaha… Dalam urusan ini, saya akui si Sabda ini jenius dalam mencari solusi untuk kebingungan pemilihan tokoh. Tidak mudah loh merumuskan penokohan cerita yang sederhana –sehingga tidak membingungkan, Seno pernah berhasil dengan karakter Sukab-nya.
Kamu ini imajinatif yang terukur. Kita dibawanya memasuki dunia lain dengan 3 matahari, penuh kebun bunga dan padang rumput, yang pintu masuknya adalah sumur. Ada badai kera yang keluar dari kebun raya. Ada teman sekolah yang jatuh cinta kepada ayahnya sendiri. Ada rangkaian sekolah-bolos-duduk di warung kopi-rumah sakit, dengan tokoh-tokoh tambahan yang super unik. Itu semua dijalani hanya dalam waktu 3 hari. Tidak perlu berlama-lama sehingga memunculkan kesan mengada-ada.
Kamu penuh dengan informasi-informasi umum –tapi menjadi menarik karena sudut penyampaian yang berbeda. Kamu penuh dengan petuah-petuah yang sedikit banyak bisa dikatakan bijak. Meski si aku dalam Kamu ini terus menerus merendahkan hatinya, dia tak seserius itu katanya.

Saya mencurigai Sabda ini sebagai orang yang penuh pengetahuan, sering merenung dan geram dengan ibukota, dengan komuter line Sudirman-Bogor, tempat dia bisa ditemui, katanya. Dia juga geram dengan apa yang ada di televisi. Karena itu Kamu ini berisi juga kritikan yang lumayan pedas. Sabda bersembunyi di balik kalimat sakti, “Menulis adalah cara meludahi muka orang lain dengan santun.” Hahahhaha…

Karena itulah dia menulis, katanya. Barangkali karena itu juga kita semua harus menulis. Mari meludah secara masal dan santun.

Source: http://bokabuo.tumblr.com/post/114460776188/kamu-cerita-yang-tidak-perlu-dipercaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun