Mohon tunggu...
Hillary Felicia Purnama Pukiat
Hillary Felicia Purnama Pukiat Mohon Tunggu... Bidan - ibu

Menulis adalah sebuah terapi untuk pembelajaran hidup, termasuk di dalamnya proses. Sebab Proses pasti memberikan hasil, entah itu cepat atau lambat. Karena aku adalah perempuan bahagia dan perempuang paling beruntung :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mental Anak-Anak Sekolah Negeri

25 Juni 2012   23:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

apa yang kutulis, memank tidak semua, tp mayoritas...

seiring berjalannya proses hidupku, aku menemukan passion di dunia pendidikan dan sosial, berawal karena sosial, mengajar gratis di 2 PAUD dekat rumahku. lalu karena permintaan orangtua murid , aku membuka sebuah tempat kursus bahasa dan bimbingan belajar. dengan biaya yang cukup murah, kulakukan dengan tujuan anak-anak PAUD yang mayoritas dibilang banyak oramg di kota, mereka adalah anak 'kampung'. saat itu kulakukan sambil menyelesaikan program S1 ku...

lalu, dari hari ke hari, setelah aku menjadi seorang sarjana ekonomi, aku menjadikan usaha kursus dan bimbingan belajarku sebagai modal hidupku, sekaligus mendukung program pemerintah yaitu membuka lapangan pekerjaan. jatuh bangun kulakukan untuk anak-anak tepatnya, karena siapa yang berani membuka harga cukup murah untuk mereka belajar, bahkan bisa dihutangi berbulan-bulan, tapi berjalan seiringnya waktu berbagai administrasi semakin diperbaiki.

aku datang ke setiap sekolah negeri di wilayahku sebagai bentuk promosi dan penelitian, karena di satu sisi selain pengajar aku adalah seorang Hypnotherapy children , buat beberapa orang yang belum mengerti mendengar kata Hypno saja sudah serem yaa...karena stigma sosial yang ada lewat acara tv, kejahatan penipuan,dll. penjelasan tentang Hypnotherapy Children di kesempatan yang lain yaa... :)

pada dasarnya aku punya niat baik untuk anak-anak sekolah negeri agar mereka mempunyai pribadi yang baik, karena pribadi baik harus diasah. dan inilah yang terjadi di dalam sekolah negeri : guru jarang mengajar, murid sering diberi tugas tanpa diajari terlebih dahulu, guru sering kluar saat jam mengajar, banyak terjadi uang gelap, entah itu uang bangku, uang gedung, dll,  untuk mata pelajaran tertentu..jam nya hanya seminggu sekali tapi terkadang guru tidak masuk, dan di akhir semester..murid harus mengerjakan LKS sampai habis, kurang terlatih dengan latihan soal, guru yang kurang kreatif (mungkin faktor umur & seniortitas), materi yang diajarkan tidak sesuai dengan bahan ujian, sering kali terjadi soal ulangan di tahun-tahun sebelumnya dikeluarkan bahkan bisa jadi mengganti kop soal ujian di bagian tahun, bisa dengan mudah nyontek dengan teman (wong gurunya pas ujian bs kluar kelas),  dan yang lainnya...

miris sekali melihat ini semua, kalo bole aku bandingkan dengan beberapa sekolah swasta jauh sekali mutu dari sekolah negei, padahal sekolah negeri mendapat bantuan dana sangat besar oleh pemerintah...yaa..yaa..tapi seperti biasa korupsi di negara kita spt sdh biasa, dari struktur teratas sampai ke bawah, meskipun aku tetap berharap baik.

jadilah, dengan niat dan harapan baik, aku datang ke beberapa SMP negeri di wilayahku, untuk menawarkan semacam therapy tepatnya pelatihan, namun, sesuai aturan harus ijin dulu di diknas jakarta Utara, seperti biasa..pemerintah kita birokrasi mau..uang yaa mau...apalagi bisa jadi aku ini ladang empuk bagi pemerintah karena aku sipit dan berkulit bening, yang banyak disangka orang duitnya banyak...akkhh...diaminkan saja. tentu saja, aku menolak untuk nyogok..wong niatku baik kok, aku prihatin melihat mental anak-anak sekolah negeri, kalo ga nyogok cukup dipersulit lah..harus ke ini..harus ke itu...dibolak balik ke sana ke mari...dengan duit yang terbatas , aku mau berbagi sesuatu yang baik, dgn materi yang baik yg aku punya untuk anak-anak SMP dan SMA negeri...

pendidikan itu luas artinya, akademis dan non akademis harus bekerjasama dengan baik. kita punya niat baik, tapi terkadang belum tentu ditanggapi baik, apalagi banyak yang berpikir  'ada untungnya-kah buat saya?' aku hanya berbuat, berharap baik...mungkin dari lingkungan yang kecil, dari murid-muridku dulu lalu menyebar shg kebaikan trus ada dlm hidup ini, shg kalo memank benar hrs kiamat, Tuhan masi melihat masih ada orang yang berkenan untuk-Nya.

pendidikan mereka, adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat, pemerintah. Kalo dari faktor keluarga bisa jadi karena kondisi ekonomi, latar belakang, pendidikan, jenis pekerjaan membuat orang tua menjadi baik menurut caranyan tapi menjadikan anak 'stres' dengan berbagai cara yang dia lakukan (tawuran,narkoba,dll) , lalu faktor masyarakat yaitu lingkungan sekitar, dan termasuk niat baikku memberikan pelatihan, yang terakhir pemerintah yaitu dana, guru-guru yang berkualitas, dll.

selama ini menurut diknas sdh ada pelatihan semacam ini, tapi muridnya yang dateng ke tempat yang telah ditunjuk dan itu biasanya OSIS, lahh...itu kan kurang efektif...karena kita tahu murid OSIS adalah murid yang baik dari sisi akademis ,kalo bs semua murid kan lbh baik...gmn caranya? nah..itu yang sdg aku usahakan...

tapi yang aku usahakan masih belum bisa nembus, ya sudahlah...aku percaya niat baik pasti Tuhan berkati, semua di mata Tuhan sama, ayoo....kita berlomba baik agar berkenan di mata Tuhan. amin..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun