Salah satu fenomena yang seharusnya dihindari, namun kian sering ditemui, adalah ketika bayi yang baru berusia beberapa bulan menangis, lalu dalam hitungan detik, tangisannya reda begitu layar ponsel dinyalakan. Video lagu anak-anak dari YouTube diputar, dan bayi itu pun terpaku, seolah dunia sekitarnya menghilang. Orang tua merasa lega karena cara ini ampuh menenangkan, tetapi tanpa disadari, kebiasaan ini bisa menjadi awal dari ketergantungan. Pernahkah kita berpikir, apa dampaknya jika interaksi dengan dunia nyata digantikan oleh layar sejak dini? Jika tangisan yang seharusnya dijawab dengan pelukan justru dihentikan oleh tontonan?
Karena sejatinya, gawai bukanlah pengasuh. Kehadiran, perhatian, dan kasih sayang orang tua adalah yang paling dibutuhkan seorang anak.
Tanpa disadari, kebiasaan ini mulai membentuk pola. Setiap kali anak rewel, solusinya adalah layar. Setiap kali anak bosan, ponsel menjadi jawaban. Dan tanpa terasa, interaksi yang seharusnya terjalin antara orang tua dan anak perlahan tergantikan oleh cahaya biru dari gawai.
Padahal, di lima tahun pertama kehidupannya, otak anak berkembang dengan sangat pesat. Koneksi-koneksi saraf yang terbentuk saat anak bermain, berbicara, mendengar cerita, dan berinteraksi dengan lingkungan akan menjadi dasar kecerdasannya di masa depan. Jika momen-momen ini digantikan oleh layar, anak akan kehilangan banyak kesempatan berharga seperti belajar memahami ekspresi wajah, mengenali emosi, memperkaya kosa kata, hingga mengasah daya imajinasi dan kreativitasnya.
Penggunaan gadget pada anak balita memiliki dua sisi, baik manfaat maupun risiko. Jika digunakan dengan bijak dan dalam batas yang wajar, gadget dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Namun, jika digunakan secara berlebihan, dampaknya bisa merugikan tumbuh kembang mereka.
Manfaat Penggunaan Gadget pada Anak Balita:
Merangsang Keterampilan Motorik
Beberapa permainan edukatif dalam gadget, seperti menggambar atau menyusun bentuk, dapat membantu anak mengasah koordinasi tangan dan mata, serta meningkatkan keterampilan motorik halus mereka.Melatih Cara Berpikir
Aplikasi dan permainan berbasis logika, seperti teka-teki atau permainan mencari pola, dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi
Anak dapat mengeksplorasi dunia digital melalui aplikasi menggambar, mengenal suara, dan permainan interaktif lainnya, yang dapat membantu mereka mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi.Melatih Keterampilan Komunikasi
Beberapa aplikasi edukasi yang berfokus pada bahasa dapat membantu anak memperkaya kosakata, melatih pelafalan, dan meningkatkan keterampilan berbicara mereka, terutama jika didampingi oleh orang tua saat menggunakannya.
Adapun Dampak Negatif Penggunaan Gadget pada Anak Balita adalah:
Keterlambatan Bicara dan Interaksi Sosial
Terlalu sering menggunakan gadget dapat mengurangi interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya, yang berisiko menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan kemampuan sosial mereka.Gangguan Tidur
Cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur siklus tidur. Anak yang terbiasa menggunakan gadget sebelum tidur bisa mengalami kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak.Risiko Kesehatan Fisik
Penggunaan gadget dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketegangan mata, meningkatkan risiko miopia (rabun jauh), serta mengurangi aktivitas fisik anak, yang bisa berujung pada obesitas.Gangguan Emosional dan Kecanduan
Anak yang terbiasa ditenangkan dengan gadget bisa menjadi lebih mudah marah, frustrasi, atau tantrum saat tidak mendapatkannya. Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan kecanduan gadget dan mengganggu perkembangan emosional anak.
Untuk meminimalkan dampak negatif tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan rekomendasi untuk usia 0-2 tahun sebaiknya tidak terpapar layar sama sekali, dan untuk usia 2-4 tahun batasi waktu penggunaan maksimal 1 jam per hari dengan pendampingan orang tua.
Selain membatasi durasi, orang tua sebaiknya memilih konten yang edukatif, mendampingi anak saat menggunakan gadget, serta memastikan anak tetap memiliki interaksi sosial dan aktivitas fisik yang cukup.
Jika tidak ingin anak bergantung pada gadget, orang tua perlu hadir secara nyata dalam kehidupan mereka. Menggantikan kehadiran gawai dengan buku bisa menjadi solusi yang jauh lebih bermanfaat. Meskipun bayi belum bisa membaca, mengenalkan buku sejak dini memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi perkembangan mereka.Â
Berikut manfaat membacakan buku untuk anak sejak bayi:
- Meningkatkan Kemampuan Berbahasa
Mendengar kata-kata yang dibacakan membantu bayi mengenal kosakata dan memahami struktur bahasa sejak dini. Hal ini menjadi fondasi penting dalam perkembangan keterampilan berbicara mereka di masa depan. - Merangsang Fungsi Otak
Aktivitas membaca mengaktifkan berbagai area otak yang berhubungan dengan pemahaman, komunikasi, dan daya ingat. Dengan stimulasi yang tepat, perkembangan kognitif anak menjadi lebih optimal. - Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas
Gambar dan alur cerita dalam buku mengajak anak membayangkan berbagai situasi, memperluas wawasan mereka, serta melatih daya imajinasi dan kreativitas yang berperan penting dalam perkembangan intelektual dan emosional. - Mempererat Ikatan Emosional
Membacakan buku bukan sekadar aktivitas, tetapi juga momen berharga yang memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Sentuhan, ekspresi wajah, serta intonasi suara yang penuh kasih memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. - Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kritis
Membaca sejak dini membantu anak mengasah keterampilan berpikir, seperti memperhatikan detail, mengingat informasi, serta memahami hubungan sebab akibat. Kemampuan ini berperan penting dalam proses belajar dan juga membantu anak dalam bersosialisasi saat mereka tumbuh besar.
Dengan membiasakan membaca sejak dini, anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga bekal berharga untuk tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, kritis, dan penuh rasa ingin tahu.
Adapun waktu yang tepat untuk mulai membacakan buku kepada anak dapat disesuaikan dengan tahap perkembangannya:
- Usia 0-6 bulan: Pilih buku bergambar besar dan penuh warna untuk menarik perhatian mereka.
- Usia 7-12 bulan: Gunakan buku kain atau board book dengan tetap memperhatikan keamanannya bagi buah hati.
- Usia 13-18 bulan: Anak mulai memahami cerita sederhana dan menikmati ekspresi suara orang tua.
- Usia 19-24 bulan: Anak sudah bisa menunjukkan ketertarikan pada cerita tertentu dan meniru kata-kata dari buku yang dibacakan secara berulang.
Membacakan buku sebelum tidur juga dapat menjadi rutinitas yang menenangkan, membantu anak merasa aman, dan memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak. Dengan membiasakan membaca sejak dini, anak tidak hanya belajar mencintai buku, tetapi juga mendapatkan stimulasi yang penting untuk perkembangan otaknya.
Maka, hadirkanlah kehangatan dan perhatian nyata, bukan sekadar layar yang menggantikan peran orang tua. Gawai bukanlah musuh, tetapi penggunaannya harus bijak. Jika diperkenalkan terlalu dini dan tanpa pengawasan, dampak negatifnya bisa lebih besar daripada manfaatnya.
Sudah saatnya kembali kepada cara-cara yang lebih alami dan bermakna. Biarkan anak mengenali dunia dengan sentuhan, suara, dan tatapan, bukan hanya sekadar lewat layar. Sebab, interaksi terbaik tetaplah yang hadir dari hati ke hati, bukan dari cahaya buatan di ujung jari.
Jangan biarkan golden age lima tahun pertama terlewat tanpa makna. Inilah masa ketika setiap detik begitu berharga, saat otak anak berkembang pesat dan menyerap pengalaman layaknya spons. Sentuhan, pelukan, tatapan penuh kasih, serta percakapan sederhana jauh lebih bermakna dibandingkan sekadar layar yang menyala.Â
Bayi tidak hanya membutuhkan hiburan, tetapi juga kehadiran nyata orang tua sebagai tempat belajar, berlindung, dan bertumbuh. Maka, hadir dan terlibatlah dalam setiap fase mereka, karena momen-momen kecil yang penuh cinta inilah yang akan membentuk mereka menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berdaya di masa depan.
=======================================================
Referensi:
1. https://www.alodokter.com/jangan-remehkan-manfaat-membaca-untuk-buah-hati-sedari-dini
3. https://www.rri.co.id/kesehatan/565821/efek-negatif-layar-gadget-bagi-bayi-dan-balita
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI