Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Gemi, Setiti, Ngati-ati", Filosofi Jawa untuk Menjaga Kesehatan Finansial

5 Februari 2025   23:06 Diperbarui: 7 Februari 2025   10:16 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menata uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kesehatan finansial rumah tangga adalah fondasi penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan berkah.

Namun, dalam perjalanan rumah tangga, seringkali pasangan suami istri dihadapkan pada pilihan-pilihan finansial yang kompleks. Untuk menjaga kestabilan keuangan rumah tangga, prinsip yang bijak dan seimbang sangat diperlukan.

Dalam hal ini, filosofi Jawa "gemi, setiti, ngati-ati" memberikan pedoman yang sangat relevan, ianya juga selaras dengan nilai-nilai Islam dalam mengelola harta dan menjaga kesehatan finansial. Prinsip yang tak pernah lekang tergerus oleh zaman.

Gemi: Hemat dalam Berbelanja dan Bijak dalam Mengelola Rezeki

Prinsip pertama, "gemi", mengajarkan kita untuk hidup hemat, tetapi bukan berarti kikir. Islam sangat menekankan pentingnya kesederhanaan dan menghindari pemborosan.

Dalam pengelolaan harta, setiap pasangan suami istri diingatkan untuk memperhitungkan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan  dan menghindari hal-hal yang tidak penting apalagi sekedar ikut-ikutan. 

Harta yang kita peroleh bukan hanya untuk dinikmati, tetapi harus dikelola dengan cara yang tepat dan bermanfaat. Kehidupan yang boros dan penuh dengan konsumsi yang tidak penting hanya akan menambah beban finansial keluarga.

Dengan mengamalkan prinsip "gemi", kita belajar untuk mengatur anggaran rumah tangga dengan bijaksana, menghindari utang yang tidak perlu, dan lebih memprioritaskan hal-hal yang benar-benar dibutuhkan.

Setiti: Ketelitian dalam Setiap Transaksi dan Pengelolaan Keuangan

Prinsip kedua, "setiti", mengajarkan pentingnya ketelitian dalam setiap transaksi finansial. Kita harus cermat dan teliti dalam segala hal, termasuk pengelolaan keuangan sebagai bentuk tanggung jawab atas amanah yang kita emban.

Setiap pengeluaran rumah tangga perlu dicatat dan dianalisis dengan hati-hati. Hal ini bukan hanya soal menghitung berapa yang dikeluarkan, tetapi juga bagaimana memahami dampaknya terhadap keuangan keluarga dalam jangka panjang. 

Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu mencatat dan melakukan transaksi dengan jelas dan transparan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Ketelitian juga berarti memperhatikan hal-hal kecil yang bisa mengurangi pemborosan, seperti mengurangi pengeluaran yang tidak penting atau mencari cara untuk berhemat dalam hal kebutuhan sehari-hari.

Dengan ketelitian ini, kita bisa menjaga agar keuangan tetap stabil, dan jauh dari masalah yang bisa merusak keuangan keluarga.

Ngati-Ati: Berhati-hati dalam Mengambil Keputusan Finansial

Prinsip ketiga, "ngati-ati", mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap langkah yang diambil, khususnya dalam hal keuangan. Keputusan besar, seperti membeli rumah, memulai bisnis, atau mengambil pinjaman, harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. 

Dalam Islam, berhati-hati berarti menghindari segala bentuk transaksi yang mengandung unsur riba atau ketidakjelasan, yang bisa membebani keuangan keluarga. Islam mengajarkan agar kita selalu berhati-hati dalam menjaga kehalalan dan keberkahan harta yang diperoleh. 

Keputusan finansial yang tidak tepat bisa berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangga dan bahkan dapat membawa kepada masalah yang lebih besar. 

Oleh karena itu, ngati-ati dalam pengelolaan keuangan adalah bentuk ikhtiar kita untuk menghindari kerugian, menjaga keharmonisan rumah tangga, dan memastikan bahwa setiap langkah keuangan sejalan dengan aturan Allah.

Ketiga prinsip ini, "gemi, setiti, ngati-ati", bukan hanya sebuah filosofi kehidupan, tetapi juga panduan yang sangat sesuai dengan ajaran Islam dalam mengelola keuangan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, pasangan suami istri dapat menjaga kesehatan finansial bersama sekaligus menjaga keberkahan hartanya. 

Harta yang kita kelola dengan bijaksana dan penuh pertimbangan akan memberikan manfaat yang tak hanya mampu dirasakan oleh suami istri, tetapi juga untuk orang lain sekaligus sebagai bekal untuk kehidupan setelah mati.

Kesehatan finansial rumah tangga bukan hanya soal menambah pendapatan atau mengurangi pengeluaran, tetapi tentang bagaimana kita mengelola harta dengan bijak, cermat, dan penuh kehati-hatian. 

"Gemi, setiti, ngati-ati", memastikan bahwa keuangan keluarga tetap dalam keadaan yang baik, bebas dari keborosan, tepat dalam penggunaan, sebagai ikhtiar mengundang keberkahan Allah dalam setiap babak kehidupan bahkan sampai setelah kematian.

Karena segala sesuatunya kelak akan dipertanggungjawabkan. Hanya kepada Allah kita senantiasa memohon petunjuk dan pertolongan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun