Mohon tunggu...
Feby Fitria Ramadhita
Feby Fitria Ramadhita Mohon Tunggu... Freelancer - Melalui tulisan aku lebih nyaman menuangkan apa yang aku rasakan

Jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Tanpa Arah

19 Oktober 2019   19:03 Diperbarui: 19 Oktober 2019   19:14 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta Tanpa Arah
Langkah ku begitu semangat untuk menemui Tuhan ku
Tanpa ku sadari, aku meninggalkan mu duduk diselasar masjid
Sampai kapan ini akan terus terjadi?
Sampai kapan engkau menungguku diselasar masjid
Dan sampai kapan pula aku menunggu mu diluar gereja
Aku mengingatkan mu ketika lonceng berbunyi
Dan kau mengingatkan ku ketika adzan berkumandang
Sekilas tak ada yang salah dengan kisah ini
Jika pun harus ada yang disalahkan, itu adalah kita
Yaaa, aku dan kamu
Kitalah yang membuat cerita ini
Kita pula yang memerankan kisah ini
Kita yang terus memaksa melangkah tanpa arah yang kian pasti
Kita yang terus memaksa bersama melanjutkan hubungan
Yang sampai saat ini belum tampak arah nya
Kemanakah nanti kaki ini akan melangkah?
Bergandegan tangan melangkah dengan pasti menuju masjid ataukah gereja?
Berkumpul bersama keluarga merayakan Idul Fitri ataukah Natal?
Mengunjungi Mekah ataukah Yerussalem?
Entahlah, aku tak mampu untuk membayangkan nya
Apakah kita akan terus memaksa untuk tetap bersama?
Menembus dinding perbedaan yang begitu besar dan kokoh
Jika jawab mu iya, maka sekali lagi aku tanyakan pada mu
Apakah kita mampu ?
Apakah kita bisa?
Apakah kita sanggup untuk menentang restu dari orang tua kita?
Dan terus bersama diatas perbedaan ini
Bersama dengan keyakinan yang berbeda
Bersama dengan cara ibadah yang berbeda
Bersama dengan cara bersyukur yang beda
Dan bersama dengan cara berdoa yang berbeda pula
Tuhan....
Mengapa engkau titipkan rasa ini?
Rasa yang tak mungkin bersatu karena berbeda keyakinan
Aku tau, engkau tak mungkin memaksa ku untuk memilih keyakinan mu
Begitu pula aku, tak akan memaksa mu untuk memilih keyakinan ku
Tuhan benar-benar sedang menguji keimanan kita
Tuhan ingin melihat, siapakah yang nanti nya akan kita pilih
Sang pencipta ataukah yang dicipta
Tak peduli sudah sejauh mana perjalanan kita
Jika akhir dari kisah ini bukan aku dan kamu
Semoga saja saat itu hati kita sedah benar-benar ikhlas menerima semuanya
Biarlah kisah cinta tanpa arah ini menjadi masa lalu
Yang akan terkubur dengan rapi bersama kenangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun