Mohon tunggu...
Febroni Purba
Febroni Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Bergiat di konservasi ayam asli Indonesia

Nama saya, Febroni Purba. Lahir, di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Menempuh pendidikan SD hingga SMA di Kota Medan. Melanjutkan kuliah ke jurusan ilmu Peternakan Universitas Andalas. Kini sedang menempuh pendidikan jurusan Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Pernah menjadi jurnalis di majalah Poultry Indonesia selama tiga tahun. Majalah yang berdiri sejak tahun 1970 ini fokus pada isu-isu ekonomi, bisnis, dan teknik perunggasan. Di sana ia berkenalan dengan banyak orang, mengakses beragam informasi seputar perunggasan Tanah Air dan internasional. Samapai kini ia masih rajin menulis, wawancara dan memotret serta berinteraksi dengan banyak pihak di bidang peternakan. Saat ini dia bergabung di salah satu pusat konservasi dan pembibitan peternakan terpadu ayam asli Indonesia. Dia begitu jatuh cinta pada plasma nutfah ayam asli Indonesia. Penulis bisa dihubungi via surel febronipoultry@gmail.com. atau FB: Febroni Purba dan Instagram: febronipurba. (*) Share this:

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peran Pemuda dalam Internasional Menurut Dian Sastro

15 Juni 2015   13:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


DI antara keenam pembicara itu, Iman Usman termasuk pembicara paling muda. Ia berusia 24 tahun. Iman didaulat sebagai salah satu pembicara pada Conference On Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2015, Sabtu, 13 Juni 2015, di Hotel Grand Sahid, Jakarta.

Dalam konferensi itu, hadir pula Dian Sastrowardoyo, Rio Dewanto, Togi Pangaribuan, Alanda Kariza, dan Pandu Manggala menyampaikan pandangannya bertajuk "Suara Pemuda Mengenai Internasionalisme." Iman menyerukan agar pemuda Indonesia harus punya peran di tataran global. Untuk mencapai hal itu seorang pemuda harus tahu lebih dulu perannya di lingkungan terdekat. “Saya gak mau bilang bahwa kalau pada akhirnya kita sendiri gak tau apa peran kita di dunia saat ini. Atau mungkin kita gak tau apa peran kita di lingkungan RT dan RW,” ujarnya. Meski tergolong muda, pria berdarah Minangkabau itu memiliki segudang prestasi di tingkat nasional dan internasional. Dia pernah menerima penghargaan dari mantan Presiden SBY sebagai Pemimpin muda Indonesia tahun 2008. Pada tahun 2011, ia didaulat sebagai Duta Muda ASEAN dan mewakili Indonesia untuk G-20 My Summit di Toronto, Kanada.

Iman berpandangan bahwa dengan bonus demografi saat ini, potensi pemuda Indonesia terbuka lebar dalam mencari pekerjaan. Baginya pekerjaan yang paling dibutuhkan sekarang ini adalah pekerjaan yang relevan seperti teknologi internet. “Untuk memilih pekerjaan, pilihlah pekerjaan yang relevan hari ini,” imbuhnya. Siapa yang tahu, lanjutnya, sekarang sudah ada yang namanya spesialis media sosial.

Mencari pekerjaan yang relevan tidak harus meniru pekerjaan apa yang sudah dilakukan orang lain. Yang pasti pekerjaan itu dilakukan sesuai kemampuan masing-masing individu. Menurut Iman, pemuda harus berani meyingkirkan pandangan lama jika itu tidak relevan lagi lantaran dunia berubah cepat. “Pekerjaan yang banyak dibutuhkan saat ini mungkin tidak dikenal 3 atau 4 tahun yang lalu,” kata Iman yang juga pendiri Indonesia Future Leaders.

Pada kesempatan itu, artis cantik bernama Dian Sastrowardoyo mengungkapkan bahwa kekuatan sebuah bangsa itu juga tak lepas dari power (soft) cultural, selain kekuatan ekonomi dan kekuatan militer. Pemeran Cinta dalam filem AADC (Ada Apa Dengan Cinta) itu mengutip teori Joseph Nye, bangsa dengan kekuatan budaya dapat menarik perhatian para turis maupun pelajar untuk memperkenalkan budaya bangsanya. Itu lebih persuasif.

Menurut Dian, filem Filosopi Kopi itu bukan sekadar menjual para artis yang ada di dalamnya tetapi juga menjual kopi yang merupakan bagian dari budaya Indonesia. “Film Filosopi Kopi bisa ditayangkan di Perancis itu bukan Cuma menjual Rio Dewanto saja, itu juga jualan negaranya, dan jualan kopinya juga,” ujar lulusan sarjana filsafat FIB UI itu.

Dian mengajak pemuda agar melihat pasar tidak hanya di Indonesia tetapi juga pasar global. “Saya ingin mengajak kita semua untuk melihat pasar kita itu tidak hanya Indonesia doang. Kalau kita sebagai produsen barang dan jasa, kita harus memperkuat market kita di pasar internasional,” tuturnya. Industri kreatif itu, kata Dian, adalah kuliner arsitektur, filem, desain, dll.

Dalam bersaing di dunia intenasional maka pemerintah harus mampu melahirkan pemuda yang kreatif. Dian mengapresiasi langkah pemerintah dalam membuat kebijakan industri kreatif di Indonesia. “Makanya menarik ketika Pak Jokowi membikin yg namanya Badan Ekonomi Kreatif di mana ada lembaga yang akan meregulasi industri kreatif di Indonesia,” sambungnya.

Filem Filosopi Kopi adalah salah satu contoh industri kreatif Indonesia yang sudah masuk pasar internasional. Selain Filosopi Kopi, filem The Raid yang dibintangi Joe Taslim, Iko Uwais, Yayan Ruhian, dkk. itu rupanya amat laris di pasar internasional. Sayangnya, filem The Raid kurang laris di Indonesia. Menurut Dian filem The Raid dibuat bukan untuk selera pasar Indonesia tetapi pasar internasional. “The Raid justru gak laku di Indonesia tetapi di luar negeri itu laku banget gitu lho. Yang menarik dari The Raid adalah gak ada banyak dialog. Yang diperlihatkan kebanyakan gontok-gontokan dan bunuh-bunuhan antara semua orang itu,” ucapnya.

Sebaliknya, filem yang kurang laku di pasar internasional menurut Dian adalah filem Habibie & Ainun. Filem yang menceritakan perjalanan kisah cinta mantan Presiden Habibie dengan istrinya itu banyak berdialog sehingga kurang pas untuk selera internasional. “Ada berapa sih yang ingin beli filem Habibie & Ainun di luar orang Indonesia? Gak banyak man,” pungkasnya.

Togi Pangaribuan mengungkapkan bahwa internasionalisme tidak bisa dihindarkan. Baginya dunia saat ini adalah dunia tanpa batas yang luar biasa. Karena itu, kata Togi, jumlah pemuda Indonesia yang besar ini harus produktif dalam menjawab tantangan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun