" oiya gimana hatimu ? udah ada yang ngisi apa masih kosong aja nih " ledek salsa ke jaka.
" hehehe aku si mau fokus kuliah sama beberapa pekerjaan aja" sahut jaka sambil menatap wajah berseri salsa. Dalam tatapan tersebut jaka serasa ingin mengungkapkan sesuatu kepada salsa, perasaan dimana ia pendam sedari dulu, namun apalah daya, jaka sadar diri jika perempuan di sampingnya hanya menganggapnya sebagai temannya.
Dalam hanyutan obrolan mereka berdua, tidak sengaja handpone salsa berdering dimana si fadil tiba-tiba menelfonnya.
" nada dering handphone"
" ehh jak aku izin angkat telfon dulu ya" jelas salsa sembari menjauh dari jaka.
" iyadah angkat dulu " sahut jaka
Setelah agak lama jaka menunggu salsa untuk mengangkat telfonnya, akhirnya salsa datang dengan wajar yang agak bingung.
" kamu kenapa ? kok habis angkat telfon jadi kayak orang bingung, kamu ada masalah tah ? sini cerita sama aku " ungkap jaka kepada salsa
" endak jak aku gakpapa, gak ada masalah juga, Cuma barusan aku ditelfon sama fadil, dia Tanya aku lagi dimana, terus aku jawab kalok aku lagi jajan di pusat kota, katanya sih mau jemput aku kesini, aku jadi gak enak ke kamu" terang salsa
" oalah calon tunanganmu ya, udah gakpapa suruh kesini aja, sekalian aku kenalan juga kan " ungkap jaka dengan senyuman yang ia paksakan agar salsa tidak merasa bersalah, padahal dalam hatinya si jaka sudah bergejolak api cemburu, namun disini jaka sadar diri jika ia hanya status teman saja dengan salsa.
Tak lama kemudian sebua mobil berhenti tepat disamping trotoar dimana keduanya berada, seseorang turun dari mobil tersebut dimana ternyata ialah fadil calon tunangannya salsa, jaka melemparkan senyuman kepada fadil namun dibalas dengan tatapan tajam oleh fadil.