Mohon tunggu...
Mohamad FebrianSyukur
Mohamad FebrianSyukur Mohon Tunggu... Aktor - Mahasiswa

Bersiap Kecewa, bersedih tanpa kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Milenials sebagai Katalis di Bidang Riset

19 September 2020   06:20 Diperbarui: 19 September 2020   06:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berkaitan dengan angka publikasi yang meningkat namun Indonesia sendiri masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga bahkan di riset global namun dalam memetakan iklim riset selain dari angka publikasi kita juga harus memperhitungkan jumlah paten di Indonesia bersumber dari United States Patent and Trademark Office, hingga 2015 total paten Indonesia yang terdaftar pada Kantor Paten Amerika berjumlah 333. 

Angka ini masih sangat jauh dibandingkan negara ASEAN lainnya, seperti Singapura (10.044 paten), Malaysia (2.690 paten), dan Thailand (1.043 paten). 

Tidak hanya tertinggal, pertumbuhan paten Indonesia juga menunjukkan tren yang stagnan sejak 2005. Stagnansi yang melanda jumlah paten Indonesia menunjukkan bahwa dalam perkembangannya iklim riset (Research & Development) belum menjadi suatu keharusan ataupun priotitas Indonesia saat ini.

Rendahnya jumlah dokumen yang terpublikasi secara internasional, salah satunya, disebabkan sedikitnya jumlah peneliti di Indonesia. Data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2017 menunjukkan peneliti di Indonesia (hanya) berjumlah 9.685 orang. 

Angka tersebut merupakan jumlah peneliti di seluruh pejabat fungsional yaitu peneliti dari seluruh Kementerian/LPNK di Indonesia. Terdapat tren kenaikan kuantitas sejak 2010. Pada 2010 jumlah peneliti di Indonesia mencapai 7.502 orang, pada 2012 berjumlah 8.075 orang. Angka terus meningkat menjadi 9.128 orang pada 2014. 

Meski jumlahnya terus bertambah, jumlah ini masih terbilang sedikit dibandingkan negara di kawasan ASEAN. Sebab, rasio jumlah peneliti dengan jumlah penduduk di Indonesia adalah sebesar 1.071 peneliti per satu juta penduduk. 

Misalnya saja, rasio jumlah peneltii dengan jumlah penduduk di Singapura adalah lebih dari 7000 ribu peneliti per satu juta penduduk. Sedangkan Malaysia sebanyak 2.590 peneliti per satu juta penduduk. Sementara di Indonesia.

Lebih lanjut rendahnya iklim publikasi yang berdampak pada rendahnya aspek kualitas dan kuantitas iklim riset di Indonesia Jumlah penduduk indonesia yang lulus perguruan tinggi pun mengakibatkan korelasi yang serupa menurut data BPS pangsa tenaga kerja lulusan sekolah dasar (SD) mendominasi pangsa tenaga kerja Indonesia. 

Selama 2014 hingga 2018, setidaknya seperempat dari tenaga kerja merupakan lulusan SD. Maka hemat penulis secara pribadi tergugah untuk bertanya apakah para tenaga kerja siap dengan perubahan dan dinamika industri? 

Apakah para pekerja Indonesia cukup adaptif, fleksibel, dan inovatif untuk bertahan dalam gelanggang kerja? Sejumlah pertanyaan tersebut dapat menjadi catatan. 

Hal ini karena memasuki masa industri 4.0 tak cuma soal kesiapan dan kecanggihan teknologi yang digunakan, kualitas SDM ketenagakerjaan tak kalah penting dan mesti menjadi perhatian utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun