Mohon tunggu...
H Febriyanto Chrestiatmojo
H Febriyanto Chrestiatmojo Mohon Tunggu... Penulis

Menyajikan artikel berisi tips-tips yang relevan dengan isu dan tema pilihan saat itu—dengan gaya reflektif, aplikatif, dan mengundang dialog.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pasar Raya Solo: Panggung Tradisi Rakyat di Tengah UMKM dan Jajanan Lokal

31 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 31 Juli 2025   10:14 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Bawa alas duduk atau kain. Banyak pertunjukan berlangsung di pelataran terbuka tanpa kursi.

- Ajak anak-anak. Pertunjukan seperti wayang, tari tradisional, dan musik lesung sangat edukatif dan menyenangkan.

- Jangan malu berinteraksi. Beberapa pertunjukan mengajak penonton ikut menari atau memainkan alat musik.

Saya sendiri ikut memainkan lesung bersama anak-anak, dan itu menjadi momen paling menyenangkan hari itu. Interaksi langsung membuat seni terasa lebih hidup dan inklusif.

Seni dan Ekonomi: Dua Denyut yang Saling Menguatkan

Pasar Raya juga menjadi ruang ekonomi kreatif. Selain pertunjukan, ada lebih dari 80 pelaku UMKM yang menjual produk khas daerah: batik, jamu, kerajinan bambu, dan kuliner jadul seperti jenang, serabi, dan klepon. Saya membeli lukisan kecil dari pelukis lokal yang sedang melukis langsung di lapaknya. "Kalau seni tidak hadir di pasar, kita kehilangan separuh jiwa pasar," katanya.

Saya setuju. Pasar bukan hanya soal harga, tapi soal rasa. Dan rasa itu hadir lewat seni, tradisi, dan interaksi manusia. Di sini, transaksi bukan hanya ekonomi, tapi juga emosional dan kultural.

Ketika Pasar Menjadi Ruang Pulang Budaya

Saya pulang dari Pasar Raya dengan batik, jenang, dan satu hal yang tak bisa dibeli: rasa bangga. Bangga karena di tengah gempuran digital dan pasar modern, masih ada ruang di mana budaya hidup, bukan sekadar dipajang.

Pasar ini mengajarkan saya bahwa pertunjukan rakyat tidak harus di gedung mewah. Ia bisa hidup di tengah pasar, di antara tumpukan sayur dan suara tawar-menawar. Dan selama ada ruang seperti ini, tradisi akan terus bernapas.

Pasar Raya bukan hanya event tahunan, tapi simbol bahwa budaya bisa tetap relevan jika diberi ruang untuk tumbuh bersama masyarakat. Ia adalah bukti bahwa seni dan ekonomi bisa berjalan beriringan, saling menguatkan, dan membentuk ekosistem yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun