Mohon tunggu...
Febbi Shafa
Febbi Shafa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswa

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Negara Bisa Berbicara Tanpa Adanya Agama?

2 April 2020   23:40 Diperbarui: 2 April 2020   23:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.expose.co.id

Saat ini kita hidup di negara indonesia yang mayoritas beragama islam dan memilki berbagai agama serta kebudayaan yang berbeda-beda. Dengan adanya  perbedaan ini maka setiap kebijakan negara harus adil dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi hal yang penting dalam mengambil keputusan ini adalah agama. Seperti yang kita lihat sekarang agama menjadi hal yang sensitif dalam kehidupan masyarakat. Maka setiap pengambilan keputusan atau kebijakan negara harus sesuai dengan adanya perbedaan ini.

Sebagai negara yang memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang memiliki arti berbeda-beda tetap satu tujuan. Maka dari sini dapat kita ambil pembelajaran yang luar biasa yaitu meski berbeda-beda kita tetap harus bersatu dan tidak boleh saling bercerai-berai antar perbedaan ini. Sehingga hal ini menjadi pedoman bagi seluruh rakyat indonesia agar memegang teguh semboyan ini. Dengan masyarakat memegang teguh semboyan ini maka masyarakat akan harmonis, nyaman, aman, dan menimbulkan rasa toleransi yang tinggi.

Ketika negara mampu mengeluarkan kebijakan dengan baik maka setiap perbedaan di masyarakat terutama dalam hal yang sensitif seperti agama akan mudah menyesuaikan dengan kebijakan tersebut. Maka dari itu negara tidak boleh semena-mena dalam mengeluarkan kebijakan tanpa melihat perbedaan agama. 

Karena hal ini merupakan pertimbangan yang sangat besar dalam menentukan kebijakan. Contoh yang masih sangat sering kita lihat adalah ketika sila ke 1 yang dulu berbunyi ketuhanan yang maha esa dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya kemudian diganti menjadi ketuhanan yang maha esa. Contoh inilah merupakan bukti bahwa kebijakan harus adil bagi masyarakat terutama dalam hal agama. Jadi kebijakan yang dikeluarkan oleh negara harus sesuai dengan perbedaan yang ada di Indonesia.

Semoga Bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun