Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Musnahnya Tembakau di Negeri Cilukba

26 Maret 2017   07:10 Diperbarui: 20 September 2019   09:52 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendekar Datar Negeri Cilukba telah berhasil merayu Negeri Khayangan agar bunga terlarang tak diambil balik oleh Negeri Khayangan. Negeri Khayangan menuruti kemauan Pendekar Datar karena Putri Khayangan masih ditahan Pendekar Datar di Negeri Cilukba. Negeri Khayangan menuruti kemauan Pendekar Datar dengan syarat Pendekar Datar memusnahkan tembakau di seluruh negeri Cilukba. Demi bunga terlarang yang lebih berharga, Pendekar Datar setuju.

Selain kesepakatan tentang bunga dan kesepakatan menjaga keamanan Putri Khayangan, Pendekar Datar Negeri Cilukba juga berhasil merayu Negeri Khayangan untuk siap membantu Negeri Cilukba dari ancaman Alien. Para Alien telah diketahui misi hendak menguasai Negeri Cilukba.

Legalah Pendekar Datar. Negeri Cilukba yang semula genting, dirasa akan aman kembali. Tapi kenyataan kemudian, tidak begitu. Negeri Cilukba malah makin terancam.

Bujuk rayu Pendekar Datar kepada Negeri Khayangan hanya bertujuan demi mengamankan kekuasaan dan kepentingan Pendekar Datar dan sekitaran pengikutnya. Sementara penghuni Negeri Cilukba yang masih dalam kemiskinan, tak termasuk dalam pertimbangan dan maksud bujuk rayu itu. Penghuni Negeri Cilukbai tak terperhatikan dan terabaikan.

Maka, sejak tembakau dimusnahkan, penghuni Negeri Cilukba menjadi semakin bergejolak dan membara. Penghuninya yang miskin, yang terbiasa dengan rokok sebagai penghibur dan penenang sakit kepala, mulai labil emosi. Penghuni Negeri Cilukba lalu sangat mudah tersulut kabar apa saja yang mengusik ketenangan mereka, seperti kabar penculikan. Penghuni Negeri Cilukba juga mudah terbuai dan ikut dengan ajakan-ajakan janji hidup sejahtera.

Kancil yang dianggap pahlawan Negeri Cilukba menjadi inspirasi para Singa dan Macan kelaparan untuk melakukan perlawanan terhadap Pendekar Datar. Singa pun mengadakan rapat hutan dengan beberapa penghuni Negeri Cilukba. Perlawanan pun ditabuh.

Demi melawan Pendekar Datar, diam-diam Singa kerja sama dengan Alien yang sebelumnya sudah ingin masuk Negeri Cilukba, tapi tak bisa-bisa masuk. Pintu gerbang Negeri Cilukba dibuka diam-diam oleh Singa sehingga bisa dimasuki para Alien.

Para Alien karena sadar diri bakal kalah melawan Pendekar Datar yang dibantu Negeri Khayangan, mengambil strategi lain, yaitu mengadu domba penghuni Negeri Cilukba. Isu kemiskinan disulut dan dibakar oleh Alien ke dalam dada penghuni Negeri Cilukba untuk melawan Pendekar Datar.

Para Alien mudah mengompori penghuni Negeri Cilukba sehubungan pasca-pemusnahan tembakau. Para Alien sangat sadar, tembakau adalah hiburan dan penenang penghuni Negeri Cilukba. Sejak dimusnahkan, penghuni Negeri Cilukba tak lagi tenang dan bernalar kacau. Maka, hasrat-hasrat purba dan primitif pun mudah dibangkitkan. Kekacauan luar biasa mudah diciptakan di Negeri Cilukba.

Negeri Cilukba akhirnya berperang dengan sesama. Pendekar Datar dan pengikutnya melawan dengan sesama penghuni Negeri Cilukba. Makin menggila Pendekar Datar ketika bunga terlarang hendak dihancurkan oleh penghuni Negeri Cilukba. Negeri Khayangan dan Para Alien hanya menonton.

Para penghuni negeri yang tak mau ikut perang sesama saudara, mengungsi jauh-jauh. Termasuk Kancil, Kura-kura Tua, dan Burung Kumbara. Kancil menangisi nasib negerinya, "Oh, Pendekar Datar, sekiranya kau memperhatikan kesejahteraan penghuni negerimu, kehancuran negeri tak terjadi," isak Kancil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun