Tingginya Angka Kemiskinan di Kota Ponorogo

Keberhasilan pemerintah daerah adalah kemampuannya dalam memecahkan masalah yang ada di daerahnya sendiri. Kemampuan pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang dikeluhkan masyarakat akan berdampak positif dan membawa kepuasan bagi masyarakat dan daerah. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sektor publik dan bagi pemerintah sendiri untuk menerapkan kebijakan yang tepat dan benar.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga perlu peka terhadap isu-isu publik yang baru karena isu publik tersebut memiliki potensi manfaat dan dapat menjadi masalah di kemudian hari. 

Salah satu cara untuk memprediksi dinamika lingkungan di sekitar pemerintah daerah adalah dengan melihat dokumen perencanaan pembangunan yang dapat mempengaruhi daerah itu sendiri.

Contohnya di kota Ponorogo. Ponorogo adalah kota kecil di Jawa Timur dan bersebelahan dengan Jawa Tengah. Meski tergolong kota kecil, Ponorogo memiliki banyak potensi alam yang menakjubkan. 

Namun ada juga masalah penting di Ponorogo, yaitu kemiskinan. Sampai dengan tahun 2015, angka kemiskinan di Kota Ponorogo sebesar 11,46% dari total penduduk Kota Ponorogo. Sementara itu, dari tahun ke tahun, angka kemiskinan di Kota Ponorogo sedikit menurun.

Sumber:https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fcdn.nativeindonesia.com%2Ffoto%2Ftempat-wisata-ponorogo%2FIcon-Alun-Alun-Ponorogo.jpg&imgrefurl

Kemiskinan sendiri merupakan masalah sosial yang mempengaruhi keadaan daerah tersebut untuk kedepannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi perekonomian di kota Ponorogo yakni:

Yang pertama adalah masalah kurangnya pendapatan. Faktor ini menjadi yang terpenting karena faktor ini sudah dikeluhkan oleh warga Ponorogo. Masalah kurangnya pendapatan muncul di kota Ponorogo karena terbatasnya lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja. 

Namun di sisi lain, hal tersebut tidak dapat menciptakan lingkungan bisnis yang baik di kota Ponorogo karena laju pertumbuhan industri unggulan masih lambat. Karena lingkungan bisnis yang negatif di kota Ponorogo akan bekerja dengan rendahnya jumlah wirausaha baru di kota Ponorogo.

Faktor kedua adalah masalah impotensi sosial. Impotensi sosial ini berarti bahwa keberadaannya berada di luar jangkauan orang miskin atau kurang beruntung. Masalah kelemahan masyarakat seringkali dikaitkan dengan hambatan kemiskinan atau faktor faktor yang mencegah masyarakat itu sendiri untuk terjebak dalam kemiskinan.