Mohon tunggu...
Faza Azizu
Faza Azizu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0)

9 Desember 2023   02:25 Diperbarui: 9 Desember 2023   02:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tidak dapat dipandang enteng, dan kualitas SDM ini harus dikembangkan melalui program pendidikan dan pelatihan agar sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Menurut Tilaar (1998), ada tiga tuntutan terhadap SDM di bidang pendidikan dalam era globalisasi: SDM yang unggul, SDM yang terus belajar, dan SDM yang mempertahankan nilai-nilai lokal. Untuk memenuhi ketiga tuntutan ini, diperlukan pengembangan SDM yang bertujuan meningkatkan kualitas dan kemampuan kerja.


Menurut Hasibuan (2007: 72-73), ada dua jenis pengembangan SDM, yaitu formal dan informal. Pengembangan SDM secara formal melibatkan SDM yang diberikan tugas oleh lembaga untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan yang relevan dengan tugas mereka. Pengembangan SDM ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi yang bersifat empiris dan prediktif, baik untuk kebutuhan saat ini maupun masa depan lembaga.

Sementara pengembangan SDM secara informal adalah upaya individu untuk meningkatkan kualitas diri mereka sesuai dengan tugas yang diemban, didorong oleh motivasi intrinsik yang kuat dan akses ke sumber-sumber informasi sebagai sumber belajar.

Ada tiga domain penting dalam pengembangan SDM di bidang pendidikan, yaitu profesionalitas, daya saing, kompetensi fungsional, partisipasi yang unggul, dan kerja sama. Kemampuan dalam kelima domain ini adalah modal utama bagi SDM dalam menghadapi masyarakat ilmu yang dinamis. Domain-domain ini sangat penting karena mereka mencerminkan asumsi bahwa SDM harus mengikuti perkembangan zaman dan bersiap menghadapi tantangan masa depan.
Profesionalitas

Profesionalitas merujuk pada tingkat kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjalankan pekerjaannya. Di sisi lain, profesionalisme adalah sikap dan pendekatan terhadap pekerjaan dan tingkat profesionalitas yang dimiliki. SDM yang bisa dianggap profesional adalah mereka yang telah mengembangkan keterampilan dan pengetahuan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Masyarakat akan mengenali dan menghargai SDM berdasarkan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas-tugas mereka, dan ini berarti bahwa pengakuan dan penghargaan dari masyarakat sangat bergantung pada tingkat profesionalitas SDM tersebut.


Dalam hal ini, pengakuan masyarakat terhadap suatu profesi adalah hasil dari pencapaian dan kualitas SDM yang bekerja dalam bidang tersebut. Pengakuan ini bersifat meritokratis, yang berarti bahwa hanya SDM yang berkualitas tinggi yang akan diakui. SDM di bidang pendidikan, sebagai contoh, beroperasi dalam lingkungan profesional di mana integritas profesional sangat penting untuk memberikan layanan sesuai dengan harapan masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa integritas profesional harus diiringi dengan upaya untuk terus meningkatkan profesionalitas. Oleh karena itu, pengembangan SDM menuju tingkat profesionalitas adalah langkah strategis yang harus diambil.

SDM yang menjalankan tugas mereka dengan landasan profesionalisme memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan mereka dengan visi dan misi lembaga tempat mereka bekerja. Ini berarti bahwa SDM tersebut dapat mengaktualisasikan seluruh potensi mereka dan menggunakannya untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan merasakan manfaat dari layanan mereka dan mengakui peran penting yang dimainkan oleh SDM tersebut dalam komunitas mereka.


Daya Kompetitif
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki daya kompetitif adalah mereka yang mampu berpartisipasi dalam kompetisi. Jika kita melihat tugas-tugas sebagai bentuk persaingan, maka SDM yang memiliki daya kompetitif adalah mereka yang memiliki kemampuan berpikir secara kreatif dan produktif. SDM yang berpikir kreatif dapat bersaing dan menciptakan inovasi baru. Berpikir kreatif didorong oleh kemampuan berpikir secara eksponensial dan eksplorasi yang mendalam terhadap berbagai komponen sehingga menghasilkan inovasi. Kemampuan berpikir kreatif tidak hanya terbatas pada kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya, tetapi juga pada kemampuan mencari dan menerapkan pendekatan baru untuk menyelesaikan tugas.
Sikap tekun dan gigih dalam menjalankan tugas hanya akan menghasilkan prestasi sementara, sementara sikap yang sama dalam berpikir kreatif akan menghasilkan prestasi yang berkelanjutan. SDM yang inovatif tidak puas dengan hasil kerja mereka, tetapi selalu merasa ingin mencapai kinerja yang lebih baik. Mereka hanya bisa menjadi inovatif melalui pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Dengan demikian, SDM yang memiliki daya kompetitif harus memiliki kecerdasan intelektual yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan berbagai alternatif dan strategi yang tepat dalam menjalankan tugas.


Kompetensi fungsional
Kompetensi adalah kemampuan individu untuk menjalankan tugas dalam profesinya. Ini sebenarnya adalah suatu sistem pengetahuan yang mencakup pengetahuan konseptual, pengetahuan teknis, pengetahuan selektif, dan pengetahuan penerapan. Ketika semua aspek pengetahuan ini diaplikasikan bersamaan, manfaatnya dapat dirasakan oleh individu dan masyarakat. Kompetensi pada tiga tingkat pertama, yaitu kompetensi konseptual, teknis, dan keputusan, merupakan kompetensi yang berpotensi. Sementara itu, kompetensi pada tingkat penerapan yang sesuai waktu dan sasaran adalah kompetensi fungsional. Kompetensi fungsional akan menunjukkan efektivitasnya ketika SDM memiliki motivasi, baik itu motivasi intrinsik yang berkaitan dengan etos kerja, maupun motivasi ekstrinsik yang mungkin berasal dari rekan kerja, lembaga, atau masyarakat.
SDM yang memiliki kompetensi fungsional adalah mereka yang mampu memanfaatkan potensi mereka (kompetensi berpotensi) dalam menjalankan tugas atau pekerjaan sesuai dengan profesi mereka. Oleh karena itu, strategi pengembangan SDM di bidang pendidikan yang melibatkan pemberian motivasi, seperti kenaikan jabatan atau peningkatan gaji, dapat menjadi pilihan yang efektif. Menurut Tilaar (1996: 343), pengembangan SDM tidak hanya meningkatkan kemampuan profesional, tetapi juga dapat meningkatkan posisi dan pendapatan mereka.


Pendidikan dalam membangun negara telah diakui secara formal dan praktik. SDM yang diperlukan di bidang pendidikan adalah mereka yang memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berkualitas, menguasai IPTEK, dan mengembangkan IPTEK tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan SDM perlu ditekankan sebagai bagian integral dari strategi untuk mengukuhkan peran strategis pendidikan dalam transformasi sosial. Pengembangan SDM melibatkan dua jenis, yaitu pengembangan formal dan informal. Kedua jenis pengembangan SDM tersebut sebenarnya tidak bersifat berlawanan, melainkan komplementer satu sama lain. Ada lima domain utama dalam pengembangan SDM di bidang pendidikan, yaitu profesionalitas, daya saing, kompetensi fungsional, keunggulan dalam partisipasi, dan kerja sama. Pengembangan di kelima domain ini harus disertai dengan upaya pengendalian mutu terpadu (total quality control, TQC) oleh pihak yang memiliki wewenang dalam lembaga tempat SDM bekerja. Pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi adalah salah satu langkah penting untuk mencapai efektivitas dalam pengembangan SDM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun