Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Kurma

"Sahur on the Road" ala Santri yang Penuh Kejutan

4 Juni 2018   20:03 Diperbarui: 4 Juni 2018   20:23 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Pri | Ilustrasi Pesantren

Sahur on the Road merupakan istilah yang tidak begitu akrab dalam kehidupan saya, kegiatan tersebut pun rasanya tidak pernah saya lakukan hingga kini. Pada waktu sahur, saya lebih menyukai bersama keluarga di rumah, tak kurang tak lebih bersama Ibunda dan saudara-saudara yang jarang bertemu saat di luar bulan Ramadan.

Kehidupan sahur saya selama ini, apabila dihadirkan dalam sebuah cerita, lebih banyak dihabiskan dengan teman-teman semasa mondok (baca: belajar di pesantren). Dengan pelbagai kegiatan yang boleh jadi, tidak dapat dirasakan teman-teman pelajar lain. Bagi mereka yang mondok, sahur adalah kegiatan yang penuh dengan perjuangan.

Bagaimana tidak berjuang, kami harus berebutan makanan pada pagi buta, agar tetap mendapatkan makan sahur. Pabila bangun telat saja beberapa menit, bisa jadi makan sahur hanya dengan beberapa teguk air putih, masih beruntung apabila mendapat sepiring nasi.

Sahur on the Road model anak-anak yang mondok, boleh jadi sahur di tengah jalan kantin karena tidak kebagian tempat duduk, atau makan sahur di depan jalan asrama karena tempat makan sudah penuh oleh para santri. 

Atau boleh jadi, Sahur on the Road ala santri dilakukan pada saat sebelum pulang ke rumah masing-masing, dengan makan bersama-sama di depan asrama, dengan pelbagai lauk yang sudah disediakan pada malam hari.

Sahur on the Road ala santri boleh jadi, adalah mereka yang harus terpaksa mencari makan keluarga pesantren, karena makanan yang ada di kantin telah habis tanpa sisa. Tak jarang saya pun melakukan hal ini, tapi rasanya tidak begitu sering. 

Hal tersebut karena kegiatan kami di dalam pesantren cukup ketat, sehingga apabila tidak begitu darurat rasanya kami tidak diperbolehkan untuk keluarga dari pesantren secara sembarang.

Ooooooh, Sahur on the Road ala santri juga boleh jadi adalah, kegiatan para santri senior yang keluar pesantren melalui jalan-jalan tikus, agar tak diketahui oleh pengurus pesantren. Biasanya para santri senior sahur pada awal waktu, sekitar pukul 1 atau 2 dini hari kemudian sahur di angkringan yang cukup jauh dari pondok, atau warung strategis yang mana pengurus pesantren jarang mengunjugi. Apabila Sahur on the Road macam ini, boleh jadi saya lakukan bersama-sama dengan beberapa teman.

Akan tetapi, apabila istilah Sahur on the Road bermakna lain, rasanya saya belum pernah lakukan itu. Misalnya seperti, melakukan kegiatan bersama teman-teman pada waktu sahur, kemudian berkeliling kota dan merasa bahwa kelompoknya paling kuasa di jalan raya, sependek ingatan saya kegiatan tersebut tak pernah saya lakukan.

Terlebih lagi apabila melakukan kegiatan yang negatif, seperti mengganggu pengguna jalan raya, melakukan aksi vandalisme, hingga melakukan kegiatan kriminal. Rasanya aktivitas sahur, telah keluar dari jalurnya.

Namun apabila aktivitas sahur yang dilakukan secara bersama, dan memberikan makanan kepada mereka yang kurang mampu, dan mengajak kepada kebaikan, rasanya hal tersebut menjadi hal yang baik adanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun