Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksi Cepat Tanggap untuk Kemanusiaan, Filantropi bagi Somalia

25 Maret 2017   10:54 Diperbarui: 25 Maret 2017   19:00 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. Pri | Para pegiat dunia maya pun turut di undang pada acara tersebut
Dok. Pri | Para pegiat dunia maya pun turut di undang pada acara tersebut
Lewat bencana, semua akan belajar peduli satu dengan yang lain, belajar memiliki rasa yang lebih peka dari pada biasanya, dan belajar untuk memanusiakan manusia.

Senada dengan yang dikatakan Ahyudin, “Bencana dapat menjadi lahan jihad masa kini, lahan kepedulian dimana bencana menjadi media untuk belajar satu dengan yang lainnya”.

Bencana alam memang tidak dapat diprediksi, namun manusia memiliki potensi untuk menyelesaikan permasalahan yang paling sederhana, hingga paling kompleks sekalipun. Tak kurang dari itu, manusia hanya bisa berusaha dengan sebaik-baiknya, dan Tuhan yang akan melihat apa yang telah dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.

Walau memang bencana memberikan banyak kerugian, namun tak bisa dihindari, dari berbagai bencana yang ada, manusia membentuk filantropi yang lebih, dan kepedulian yang perlu disalurkan. Oleh karenanya ACT hadir, untuk mengelola hal tersebut dengan tiga pilar, yaitu kedermawanan, kerelawanan, dan kemanusiaan.

Dari tiga pilar tersebut, sabda alam dapat dikelola dengan sebaik mungkin, agar manusia dapat bekerjasama menghadapi segala kondisi, untuk menuju negara yang dapat memanusiakan manusia.

SOMALIA VERSUS MALNUTRISI

Benua Afrika salah satu benua yang memiliki pekerjaan rumah akan malnutrisi, salah satu bagian dari banyak negara di Benua ini yang mengalami hal tersebut ialah, Somalia. Bahkan WHO dan UNICEF yang dinaungi oleh PBB, memiliki perhatian khusus akan negara ini karena permasalahan kesehatan.

Dikutip dari detik.com “Somalia tengah mengalami kekeringan parah yang menyebabkan gagal dan matinya hewan ternak. Ancaman yang paling serius ialah, kurang lebih 6,2 juta orang kini terancam jiwa”.

Negara yang berbatasan dengan Kenya, Djibouti dan Ethiopia ini, kini harus menghadapi krisis pangan dan kelaparan. Kurang dari 36 jam setiap harinya, dapat memakan 26 korban jiwa karena malnutrisi (kelaparan) akut, dan bukan hal yang mustahil korban akan bertambah setiap waktunya.

Abdirahman Mohamed Hussein, Asisten Menteri Dalam Negeri Jubaland Urusan Komite Kekeringan mengatakan bahwa “Ada beberapa wilayah Somalia dikabarkan sedang berada dalam permulaan krisis kelaparan, kekeringan melanda pelbagai daerah sehingga hampir mustahil menemukan tanaman pangan, apalagi ternak hidup yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis lapar”.

Melihat kenyataan tersebut, tentu ACT tidak bisa tinggal diam, oleh karenanya ACT mencanangkan program Sedekah Pangan di Wilayah Somalia, dimana dalam program tersebut ACT menyediakan susu untuk memenuhi gizi para penderita malnutrisi. Tak hanya itu, ACT juga akan memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, pakaian, hingga tenda darurat untuk kebutuhan para korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun