Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wajah Indonesia dalam Bingkai Millennials, Antara Konflik dan Perdamaian

14 September 2016   23:24 Diperbarui: 14 September 2016   23:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pri | Acara Pemuda Lintas Iman Pada Tahun 2013 di Lembang, yang menghadirkan berbagai pemuda lintas iman untuk berdialog dan tinggal bersama selama beberapa hari. Acara seperti ini membuka pemikiran para pesertanya dalam memandang agama yang tidak dianutnya secara objektif.

Dok. Wahid| Salah satu hasil survey yang diluncurkan Wahid Foundation.
Dok. Wahid| Salah satu hasil survey yang diluncurkan Wahid Foundation.
Menariknya Wahid Foundation melakukan survei akan sumber informasi keagamaan masyarakat Indonesia, adapun hasilnya cukup mengejutkan. 1,05% responden menjadikan Youtube dan Facebook sebagai sumber, 1,34% mendapatkan informasi dari organisasi/kelompok keagamaan, 2,76% dari orang tua, 3,50% dari Madrasah, 3,87% dari Pesantren, 6,78% dari sekolah, 18,03% dari pemuka agama, 24,59% ceramah-ceramah rumah ibadah, 28,61% dari ceramah yang tayang di televisi.

Hasil ini jujur saja cukup membuat saya tercengang ketika dipresentasikan oleh Alamsyah Dja’far pertama kali, pada Senin (01/08/2016) bertempat di R Hotel Rancamaya, dalam acara Peluncuran Hasil Survei Nasional Wahid Foundation. Media massa lebih banyak digemari oleh kebanyakan dari masyarakat, sebagai sumber primer keagamaan yang dianut. Adapun atas informasi yang telah diterima, bisa jadi informasi tersebut diterima secara mentah dan menjadikan informasi tersebut sebagai sesuatu yang valid tanpa, memverifikasi ulang informasi yang mereka terima benar atau tidaknya.

Hal yang menggembirakan dari hasil survei Wahid Foundation adalah, dukungan terhadap sistem demokrasi di Indonesia masih tinggi, sebesar 67,30%, dan dukungan terhadap Pancasila dan UUD 45 hadir dengan nilai 82,3%. Dan yang paling penting yang menjadi titik cerah bagi bangsa ini adalah, 78,91% warga Indonesia mendukung kebebasan beragama dan berkeyakinan sesuai dengan kesadarannya.

Dok. WF | Hasil Survey Wahid Foundation
Dok. WF | Hasil Survey Wahid Foundation
Indonesia Perlu Membangun Generasi Toleran

Untuk menghadirkan Indonesia yang tetap aman, damai dan tentram tanpa konflik, merupakan cita-cita kita semua. Namun gejolak tentu akan hadir kapan saja, untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya butuh langkah-langkah yang serius dan berkelanjutan. Salah satunya yaitu membangun generasi mendatang untuk lebih toleran hidup bermasyarakat, karena negara ini hadir dari kemajemukan.

Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan titipan dari para pendiri bangsa, kewajiban kita sebagai generasi penerus adalah menjaga kemajemukan itu untuk tetap pada tempatnya. Apabila ada yang mencoba menggoyahkan, pertahankan dengan nilai Pancasila dan UUD 45 yang telah dirumuskan para pendiri bangsa ini. unsur-unsur pembentuk kemajemukan, termasuk didalamnya kebebasan beribadah, beragama dan berkeyakinan sebagai Hak Asasi Manusia yang sangat fundamental.

Perlu kerjasama dari berbagai pihak agar kerukunan beragama tetap hadir di zaman ini, kerjasama tersebut harus bersifat berkelanjutan agar generasi ini paham nilai persatuan bangsa ini penting adanya. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan seperti, pemahaman keagamaan yang sesuai dengan konteks masa kini dan narasi keagamaan harus berisikan nilai-nilai damai dan toleran yang erat. Dalam hal ini peran pemuka agama, cendekiawan dan tokoh masyarakat, perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat di zaman ini, tentang pemahaman keagamaan yang relevan dan mudah dipahami.

Dok. Wahid | Salah satu hasil survey Wahid Foundation
Dok. Wahid | Salah satu hasil survey Wahid Foundation
Adapun kepada pihak pemerintah harus lebih percaya diri dalam menyikapi permasalahan yang ada di lapangan, selain daripada itu pemerintah juga harus mampu memberikan edukasi tentang makna kemajemukan dan toleransi antarumat beragama, dimana hal tersebut memberikan pengetahuan mendalam siapa saja. Bahkan perlu dihadirkan modul disetiap jenjang pendidikan yang berkaitan dengan perdamaian, kemajemukan dan toleransi.

Kepada aparat keamanan, rasanya perlu percaya diri dalam melakukan penindakan berbagai kasus di lapangan. Apabila terjadi kelalaian dalam penindakan di lapangan, bisa jadi akan menimbulkan korban dalam berbagai tindakan.

Terakhir kepada masyarakat perlu disadari bahwa nilai Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika merupakan realitas yang penting. Dimana nilai-nilai yang tersirat dan di hadirkan oleh para pendiri bangsa, merupakan realitas nyata dan perlu di perdalam untuk memahaminya. Kesadaran akan kemajemukan menjadi penting, karena dekat dengan siapapun tanpa pandang bulu.

Adapun bagi generasi muda Indonesia, keterbukaan pikiran untuk mengetahui berbagai hal merupakan kunci untuk menjadi generasi yang berkualitas. Selain daripada itu, generasi muda rasanya perlu untuk lebih banyak berdialog dengan berbagai kalangan dari berbagai agama, aliran dan kepercayaan. Selain untuk memberikan pemahaman agama yang objektif, juga menghadirkan kesadaran diri akan pentingnya toleransi di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun