Tapi, semenjak renaissance, logos mulai mendominasi mitos. Pencapaian luarbiasa dalam bidang sains dan teknologi merubah pikiran orang-orang Eropa. Euforia kesuksesan sains menyingkirkan mitos dan menjadikannya hanya sebagai takhayul belaka. Pada akhirnya rasionalitas menjadi satu-satunya sarana mencapai kebenaran.
"Technology as God" sangat menekankan pentingnya sains dalam proses beragama. Jika agama tanpa sains, maka akan terjadi pembodohan besar-besaran.
3M sebuah perusahaan global yang berbasis pengetahuan ilmiah dan teknologi baru-baru ini mengemukakan hasil survei terbaru melalui State of Science Index (SOSI), sebuah lembaga penelitian independen.
Survei ini dilakukan dengan responden sekitar 14.000 orang dari 14 negara, termasuk kawasan Asia Tenggara. Studi ini dirancang untuk mengukur perubahan sikap masyarakat terhadap sains dan mengetahui peran sains dalam menciptakan masa depan yang lebih baik serta potensinya untuk menghadapi masalah global.
Menurut hasil survei, sebanyak 87 persen masyarakat secara global percaya bahwa kita membutuhkan sains untuk menyelesaikan masalah dunia, dan sebagian besar dari mereka juga percaya bahwa masa keemasan ilmu sains akan datang (sebanyak 62 persen).
Begitu juga dengan pemahaman, Peter Caws yang menyebutkan "Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.
(Bahasa Indonesia) Filsafat sains merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi sains apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
Agama harus lebih terbuka terhadap kemajuan sains. Karena agama hadir untuk menjawab segala kebutuhan manusia secara fisik dan pikiran.
Maaf Bersambung...