Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Technology as God: Tuhan dan Sains (Part 15)

25 April 2020   00:32 Diperbarui: 25 April 2020   00:52 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Gambar hanya sebagai ilustrasi, sumber: pelajaran.co.id

Tapi, semenjak renaissance, logos mulai mendominasi mitos. Pencapaian luarbiasa dalam bidang sains dan teknologi merubah pikiran orang-orang Eropa. Euforia kesuksesan sains menyingkirkan mitos dan menjadikannya hanya sebagai takhayul belaka. Pada akhirnya rasionalitas menjadi satu-satunya sarana mencapai kebenaran.

"Technology as God" sangat menekankan pentingnya sains dalam proses beragama. Jika agama tanpa sains, maka akan terjadi pembodohan besar-besaran.

3M sebuah perusahaan global yang berbasis pengetahuan ilmiah dan teknologi baru-baru ini mengemukakan hasil survei terbaru melalui State of Science Index (SOSI), sebuah lembaga penelitian independen.

Survei ini dilakukan dengan responden sekitar 14.000 orang dari 14 negara, termasuk kawasan Asia Tenggara. Studi ini dirancang untuk mengukur perubahan sikap masyarakat terhadap sains dan mengetahui peran sains dalam menciptakan masa depan yang lebih baik serta potensinya untuk menghadapi masalah global.

Menurut hasil survei, sebanyak 87 persen masyarakat secara global percaya bahwa kita membutuhkan sains untuk menyelesaikan masalah dunia, dan sebagian besar dari mereka juga percaya bahwa masa keemasan ilmu sains akan datang (sebanyak 62 persen).

Begitu juga dengan pemahaman, Peter Caws yang menyebutkan "Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error.

(Bahasa Indonesia) Filsafat sains merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi sains apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.

Agama harus lebih terbuka terhadap kemajuan sains. Karena agama hadir untuk menjawab segala kebutuhan manusia secara fisik dan pikiran.

Maaf Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun