Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konflik Laten Dosen dan Mahasiswa?

16 Mei 2019   09:44 Diperbarui: 16 Mei 2019   10:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen dan Mahasiswa merupakan elemen penting di dalam kampus untuk penyelenggaraan pendidikan, namun sadarkah kita kalau Dosen dan Mahasiswa itu sering mengalami konflik laten atau yang lebi sering dikenal dengan konflik tertutup.

Hal tersebut dalam kita lihat di dalam keseharian mahasiswa ketika mengikuti proses belajar di kampus, mahasiswa sering bersungu-sungut dibelakang dosen karena tidak sesuai dengan pemahaman mereka.

Beda pemahaman tersebut tidak langsng diungkapkan, selalu disimpan dan semakin hari melahirkan konflik laten antara si Mahasiswa dan Dosen.

Dosen lebih sering menggunkan standartnya sendiri, dan sering mengabaikan bahwa mahasiswa itu bukan bejana yang kosong.

Idealnya mahasiswa juga tidak bermental ngomong dibelakang, tetapi berani membucarakan bentuk ketidak sepemahaman dengan dosen tersebut, agar tidak ada lagi permasalahan yang didiamkan.

Konflik laten sangat berdampak negatif bagi pertumbuhan mutu pendidikan di kampus, karena dosen dan mahasiswa sudah tak satu arah tujuan lagi. 

Konflik laten akan melahirkan mahasiswa yang pengecut dan dosen yang seperti bos, oleh karena itu setiap kampus yang sudah mulai merasakan dosen dan mahasiswanya mengalami konflik laten segeralah lakukan rekonsiliasi.

Rekonsiliasi dapat dilakukan dengan mendialogkan kedua belah pihak, memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk jujur dan saling bercerita apa yang mereka rasakan dalam proses belajar mengajar.

Ketika pihak kampus malah bersikap bodoh amat, akan sangat berbahaya, bisa jadi eskalasi konfliknya semakin besar dan dapat berdampak pada konflik terbuka, dan itu sangat berbahaya bagi kelangsungan sebuah kampus.

Ketika di konflik laten si Mahasiswa masih mau mendengarkan seorang dosen, dan ketiakaukannya dipendam, tetapi jika sudah menjadi konflik terbuka, si Mahasiswa sudah tidak mau lagi mendengarkan dosen dalam proses belajar mengajar dan bahkan dapat membuat mahasiswa membangun gerakan besar untuk melawan pihak kampus yang masih mempekerjaan dosen-dosen yang tidak berkompeten.

Dalam hal ini pihak kampus sangat penting memahami ilmu konflik, agar dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan atau potensi konflik yang kemungkinan muncul.

Di dalam kehidupan atau di dalam sebuah kampus, jelas tidak dapat terhindar dari sebuah konflik, namun sebuah konflik harus segera teridentifikasi agar dapat diarahkan kepada transformasi konflik atau perdamaian.

Penulis: Fawer Full Fander Sihite

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun