“Awalnya bisa terkenal banget karena marketing-nya aktif di media sosial,” jelasnya.
Kini, Es Teh Wahyu juga hadir di GoFood dan GrabFood dengan rating sempurna 5.0 menunjukkan kepuasan pelanggan terhadap cita rasa dan pelayanannya.
Kisah Es Teh Wahyu menjadi contoh bagaimana UMKM lokal bisa tumbuh lewat kreativitas sederhana namun efektif. Tanpa konsep rumit, mereka berhasil menggabungkan kualitas rasa, harga terjangkau, dan promosi yang menarik. Bagi mahasiswa, kedai ini lebih dari sekadar tempat membeli minuman; ia menjadi tempat singgah, ruang santai, dan bagian dari kehidupan kampus sehari-hari.
Dari segelas es teh jumbo seharga Rp3.000, tersimpan kisah tentang kerja keras, kreativitas, dan semangat wirausaha. Outlet Es Teh Wahyu di barat kampus UIN Jember bukan hanya menjual kesegaran, tetapi juga menghadirkan nilai sosial: peluang kerja, keakraban, dan semangat berbagi di kalangan mahasiswa.
Seperti yang dikatakan Afifah sebelum menutup percakapan, “Yang penting pelanggan senang dan bisa balik lagi. Kalau haus, ya ingatnya Es Teh Wahyu.”
Sederhana, tapi penuh makna. Di tengah gempuran minuman modern, Es Teh Wahyu membuktikan bahwa kesuksesan tak selalu lahir dari modal besar, melainkan dari ketulusan, kedekatan, dan kemampuan membaca kebutuhan sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI