Sebuah peringatan suatu pertanda
Naluri alam mulai muak enggan ramah menyapa
Murka Tuhan sebab tingkah pongah para hamba
Bencana mengetuk pintu tanpa aba-aba
Lolongan manusia meratap tolong
Menggema liar bak petir di siang bolong
Tunggang langgang berhamburan tinggalkan pacuan
Lupa harta benda hiraukan nyawa di badan
Memaksa canda tawa seketika berpaling muka
Hadapkan pada sisi kelam berita duka
Disini kita berteduh di bawah sejuk pohon rimbun
Sedangkan mereka merangkak gersang reruntuhan yang menimbun
Punguti puing-puing asa yang tersisa
Berharap sekeping hikmah dari musibah yang menimpa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!