Ringkasan Sejarah Manajemen Operasional

Versi Indinesia

Manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan keseluruhan sistem produksi yang mengubah input (dalam bentuk bahan baku , tenaga kerja , barang habis pakai , dan energi ) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa untuk konsumen). 

Manajemen operasi mencakup sektor-sektor seperti sistem perbankan, rumah sakit, perusahaan, bekerja dengan pemasok, pelanggan, dan menggunakan teknologi. Operasi merupakan salah satu fungsi utama dalam suatu organisasi bersama dengan rantai pasokan , pemasaran , keuangan , dan sumber daya manusia . Fungsi operasi memerlukan pengelolaan produksi barang dan jasa, baik yang strategis maupun yang sehari-hari.

Sejarah sistem produksi dan operasi dimulai sekitar 5000 SM ketika para pendeta Sumeria mengembangkan sistem kuno pencatatan inventaris, pinjaman, pajak, dan transaksi bisnis. Penerapan sistem operasi selanjutnya yang signifikan terjadi pada 4000 SM, ketika bangsa Mesir mulai menggunakan perencanaan , pengorganisasian , dan pengendalian dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan piramida. Pada 1100 SM, tenaga kerja mulai terspesialisasi di Tiongkok ; sekitar 370 SM, Xenophon menjelaskan keuntungan membagi berbagai operasi yang diperlukan untuk produksi sepatu di antara individu-individu yang berbeda di Yunani kuno. 

Misalnya, satu orang membuat sepatu untuk pria, dan satu lagi untuk wanita; dan ada tempat di mana seseorang mencari nafkah hanya dengan menjahit sepatu, yang lain dengan memotongnya, yang lain dengan menjahit bagian atasnya, sementara ada yang lain yang tidak melakukan semua pekerjaan ini tetapi hanya merakit bagian-bagiannya. 

Sejarah sistem produksi dan operasi dimulai sekitar 5000 SM ketika para pendeta Sumeria mengembangkan sistem kuno pencatatan inventaris, pinjaman, pajak, dan transaksi bisnis. Penerapan sistem operasi selanjutnya yang signifikan terjadi pada 4000 SM, ketika bangsa Mesir mulai menggunakan perencanaan , pengorganisasian , dan pengendalian dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan piramida. Pada 1100 SM, tenaga kerja mulai terspesialisasi di Tiongkok ; sekitar 370 SM, Xenophon menjelaskan keuntungan membagi berbagai operasi yang diperlukan untuk produksi sepatu di antara individu-individu yang berbeda di Yunani kuno.

Misalnya, satu orang membuat sepatu untuk pria, dan satu lagi untuk wanita; dan ada tempat di mana seseorang mencari nafkah hanya dengan menjahit sepatu, yang lain dengan memotongnya, yang lain dengan menjahit bagian atasnya, sementara ada yang lain yang tidak melakukan semua pekerjaan ini tetapi hanya merakit bagian-bagiannya.

Revolusi Industri difasilitasi oleh dua elemen: 

Pertukaran suku cadang 

    Lompatan penting dalam efisiensi manufaktur terjadi pada akhir abad ke-18 ketika Eli Whitney mempopulerkan konsep pertukaran suku cadang ketika ia memproduksi 10.000 senapan. Hingga titik ini dalam sejarah manufaktur, setiap produk (misalnya setiap senapan) dianggap sebagai pesanan khusus, yang berarti bahwa suku cadang dari senapan tertentu hanya dipasang untuk senapan tersebut dan tidak dapat digunakan pada senapan lain.

Pembagian kerja.