Kenapa Pemanasan Global dan Pencemaran Laut Bisa Sangat Mematikan
Ketika kita berbicara tentang oksigen, kebanyakan orang langsung membayangkan hutan hujan tropis yang rimbun, pepohonan hijau yang menjulang tinggi, dan dedaunan yang menyerap karbon dioksida sambil melepaskan oksigen ke atmosfer. Namun, kenyataan yang sering terabaikan adalah bahwa sebagian besar oksigen yang kita hirup setiap hari tidak berasal dari daratan, melainkan dari lautan. Lebih tepatnya, dari makhluk mikroskopis bernama fitoplankton.
Fitoplankton: Pahlawan Tak Terlihat
Fitoplankton adalah organisme autotrofik yang hidup melayang di permukaan laut dan berperan sebagai produsen utama dalam ekosistem laut. Mereka melakukan fotosintesis, menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen---mirip dengan tumbuhan darat, tetapi dalam skala yang jauh lebih besar. Diperkirakan bahwa fitoplankton menyumbang sekitar 50--80% dari total oksigen di atmosfer bumi. Artinya, setiap dua kali kita menarik napas, setidaknya satu di antaranya berasal dari laut.
Namun, keberadaan fitoplankton sangat bergantung pada kondisi lingkungan laut. Mereka membutuhkan air laut yang bersih, suhu yang stabil, dan nutrien yang cukup untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Ketika kondisi ini terganggu, maka populasi fitoplankton bisa menurun drastis---dan dampaknya tidak main-main.
Pemanasan Global: Ancaman yang Mengendap
Salah satu ancaman terbesar bagi fitoplankton adalah pemanasan global. Ketika suhu bumi meningkat akibat emisi gas rumah kaca, suhu air laut pun ikut naik. Ini bukan sekadar perubahan kecil; bahkan kenaikan suhu beberapa derajat saja bisa mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
Fitoplankton hidup di lapisan atas laut, tempat cahaya matahari masih bisa menembus dan memungkinkan fotosintesis. Namun, air yang lebih hangat cenderung menjadi lebih stratifikasi---artinya, lapisan atas dan bawah laut tidak bercampur secara alami. Akibatnya, nutrien dari lapisan bawah yang biasanya naik ke permukaan menjadi terhambat. Tanpa nutrien, fitoplankton tidak bisa tumbuh. Dan tanpa fitoplankton, rantai makanan laut mulai runtuh dari dasar.
Lebih dari itu, air laut yang lebih hangat juga bisa mempercepat metabolisme fitoplankton hingga ke titik stres. Beberapa spesies bahkan tidak bisa bertahan hidup dalam suhu yang terlalu tinggi. Jika tren pemanasan global terus berlanjut, kita bisa menghadapi penurunan populasi fitoplankton secara masif---dan itu berarti penurunan produksi oksigen global.
Pencemaran Laut: Racun yang Membunuh Diam-Diam
Selain suhu, kualitas air laut juga menjadi faktor krusial. Pencemaran laut---baik dari limbah industri, plastik, tumpahan minyak, hingga bahan kimia pertanian yang terbawa aliran sungai---telah menciptakan kondisi yang semakin tidak bersahabat bagi kehidupan mikroskopis.