Dalam hal ini, akuntansi adalah produk inter-subjektif dari kesepakatan sosial yang dihasilkan melalui komunikasi, interpretasi, dan negosiasi makna antar individu. Laporan keuangan, misalnya, tidak hanya berfungsi sebagai alat pelaporan ekonomi, tetapi juga sebagai hasil dari interpretasi kolektif terhadap pengalaman ekonomi manusia.
Sejarah praktik akuntansi, mulai dari sistem pencatatan sederhana hingga audit modern, menunjukkan bahwa setiap perkembangan akuntansi mencerminkan hasil tafsir kolektif masyarakat terhadap nilai-nilai kehidupan dan moralitas ekonomi.
3. Makna Ontologis bagi Akuntansi Hermeneutik
Dengan memahami akuntansi sebagai bagian dari ontologi kehidupan, hermeneutika mengajak peneliti untuk melihat akuntansi bukan semata dari sisi teknis, tetapi sebagai manifestasi kesadaran manusia yang penuh makna. Akuntansi adalah cara manusia mengekspresikan dan memahami dirinya sendiri dalam konteks ekonomi, budaya, dan sejarah.
Oleh karena itu:
Ontologi hermeneutik menempatkan akuntansi sebagai bagian dari kehidupan yang dihayati, bukan sistem eksternal yang netral.
Dunia hidup (Lebenswelt) menjadi landasan realitas akuntansi, karena di dalamnyalah manusia memberikan arti pada simbol ekonomi.
Akuntansi bersifat historis dan inter-subjektif, karena maknanya terus dibentuk dan dinegosiasikan dalam konteks sosial yang berubah.
Keseluruhan pandangan ini menunjukkan bahwa akuntansi hermeneutik bukan sekadar teori alternatif, melainkan cara memahami realitas ekonomi sebagai bagian dari eksistensi manusia—sebuah ekspresi kehidupan yang terus berubah, bermakna, dan berakar dalam pengalaman manusia.
Perkembangan Tradisi Hermeneutika dari Schleiermacher hingga Gadamer
Hermeneutika sebagai disiplin filsafat dan metode pemahaman mengalami perkembangan panjang dari masa klasik hingga modern. Awalnya, hermeneutika dipahami sebatas seni menafsirkan teks-teks keagamaan dan sastra, namun seiring perkembangan pemikiran para filsuf, ia berkembang menjadi dasar epistemologi dan bahkan ontologi bagi pemahaman eksistensi manusia. Empat tokoh utama yang menjadi tonggak perkembangan hermeneutika adalah F.D.E. Schleiermacher, Wilhelm Dilthey, Martin Heidegger, dan Hans-Georg Gadamer.