Mohon tunggu...
De' Iib
De' Iib Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda, tertarik dengan desain grafis serta tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setitik Kabut Selaksa Cinta

14 April 2013   19:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:12 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bayu akhirnya menghentikan Vespanya di depan sebuah rumah petak berukuran sangat mungil, empat kali sepuluh meter.Ya Allah,...disinikah nanti aku tinggal bersamanya?

“Ayo turun, Ukhti...ini dia istana kita...,” katanya dengan senyum dikulum. Ia menatap Larasati yang masih terbengong-bengong di atas Vespa.

“Disini...?”

“Iyaa... memangnya kenapa? Terlalu kecil?”tanyanya. Larasati menggeleng. Larasati sudah memutuskan memilih Bayu, Larasati harus menerimanya apa adanya.

Bayu mengucapkan salam dan mempersilahkan Larasati masuk. Rumah ini benar-benar mungil, hanya terdiri dari satu kamar tidur, satu dapur,satu kamar mandi ukuran satu kali satu meter, satu ruang tamu berukuran satu setengah kali dua meter, tidak ada ruang makan, ruang keluarga apalagi garasi.

Isinya? Kosong melompong. Kursi tamu tidak ada,kamar tidur terdiri dari kasur double bed tanpa tempat tidurnya, hanya beralaskan tikar,dapur hanya terdiri satu kompor minyak, tigabuah piring, dua mangkuk sayur, satu panci, tidak ada kompor gas, kulkas, magic jar, mesin cuci... mata Larasati memanas. Bayangan rumah besar tempat Larasati dimanjakan berkelebat. Lengkap dan terjamin.

“Kita shalat dulu yukkk...” Bayu menyentuh lengannya lembut. Mata mereka bertemu. Kali ini Bayu tidak membuang pandangannya, ia tersenyum lembut. Larasati hanya bisa mengangguk.

“Aaaaaaaaaaaa...!!”

Bayu tergopoh-gopoh  mendengar jeritannya.Ia menyusulnya yang sedang berwudhu di kamar mandi.

“Ada apa,ada apa?”Bayu mengguncang lengannya dan memandangnya yang pucat lesi.

Tangan Larasati menunjuk sudut kamar mandi. Ada segerombolan kecoa berbagai ukuran sedang mengerumuni seuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun