"Hai, apa kabar? Lama tidak memberi kabar, sudah bertahun yang lalu semenjak senja itu,
Dulu, kita adalah sepasang kekasih yang bahagia, dan aku adalah gadis yang paling istimewa
Masih ingatkah saat aku menangis tersedu sedu lalu kau datang memarahiku?
buat apa menangis? kau bilang, jangan menangis, hidup ini terlalu indah untuk ditangisi
Dulu, hari-hariku adalah menemanimu, membaca buku, memetik mentimun, belajar sepeda, memanjat pohon, lalu minum coklat panas buatan paman ditemani redupnya lampu dinding bewarna kuning
Aku tidak pernah berhenti mengagumimu, sengaja!
Senyummu selalu saja menjadi penyemangat tidurku, mimpiku selalu saja dihiasi bunga-bunga, sungguh, aku sungguh bahagia
bertahun-tahun hingga kita tumbuh remaja,
Aku masih saja menjadi pengganggu ulung, yaps! mengganggumu, setiap hari, sepanjang hari
Aku tidak pernah ingin gadis belakang rumah menyapamu, cemburu! Hey, hanya sekedar menyapa saja? Ya, tidak boleh! Aku selalu cemburu saat hal itu terjadi, apalagi, saat kau membalas dengan senyum juga, hah. seharian aku akan meringkuk di bawah tempat tidur. Biar kamu kesepian, biar kamu kehilangan, biar kamu mencariku!
Lalu, tibalah saatnya kini aku mencarinu, semenjak senja pekat berkabut, di depan darmaga tempat biasa kita bercanda