Mereka menatapmu dengan mata separuh ragu,
menilai dari kata, bukan karya.
Mereka meremehkan,
mengira diammu berarti tak punya suara.
Tapi kaca tidak berbohong.
Ia memantulkan tekadmu,
mencatat setiap malam yang kau habiskan
di antara buku, angka, dan pena.
Prestasimu tidak bisa disembunyikan
di balik cemoohan dan cakar iri mereka.
Setiap rumus, setiap kata, setiap ide
mereka bicara lebih lantang daripada seribu ejekan.
Dan saat mereka menoleh lagi,
kaca hanya tersenyum dingin
"Dia tidak meminta pengakuanmu.
Dia membiarkan karyanya berbicara."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI