Â
Di sudut rumah, panci berlapis debu,
Mengisahkan aroma rempah yang dulu wangi,
Tangan-tangan lembut ibu menari di atas tungku,
Menyulam kehangatan dalam setiap suap hati.
Asap tipis menembus jendela kayu,
Membawa nostalgia dalam setiap helai asap,
Tawa dan canda yang terpatri di dindingnya,
Masih terdengar meski waktu terus berlalu.
Meja tua penuh bekas sendok dan mangkuk,
Menjadi saksi diam perjalanan hidup,
Di sini rahasia sederhana tersimpan,
Cerita lama yang tak lekang oleh waktu.
Dapur tua, bukan sekadar tempat memasak,
Ia adalah rumah hati, rumah doa, rumah kenangan,
Setiap aroma, setiap suara yang tertinggal,
Adalah puisi yang hidup dalam diam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI