Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adab dan Hukum Menjamu Tamu

27 November 2022   15:50 Diperbarui: 27 November 2022   15:52 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menghormati tamu diajarkan kepada umat Islam. Menyajikan makanan yang cukup dan bergizi adalah syarat setiap kali Anda mengadakan pertemuan keluarga atau teman. Menghormati tamu diajarkan oleh Rasulullah SAW. Penyediaan makanan yang tepat adalah salah satu caranya. Juga merupakan sunnah Rasulullah SAW menjadi tuan rumah. tamu dengan baik. "Hormatilah tamunya yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir." Menurut ajaran Islam, ada berbagai cara untuk menghormati tamu (riwayat Bukhari). Beberapa di antaranya dengan senang hati menyambut tamu, menyediakan makanan yang enak, dan tidak membeda-bedakan tamu undangan. Menurut ajaran Islam, berikut adalah beberapa cara menjamu tamu:

 1. Undang semua orang, bukan hanya orang kaya. Salah satu tujuan menjamu tamu adalah untuk menjalin silaturrahmi dan persaudaraan. Rasulullah SAW melarang umatnya untuk pilih-pilih siapa yang diundang ke rumahnya karena hal tersebut. Seharusnya tidak menjadi syarat atau standar bagi tamu undangan, berapapun keuangan keluarga. Misalnya mengundang yang kaya saja dan mengabaikan yang kurang beruntung. Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa makanan yang paling jelek untuk jamuan makan adalah makanan yang hanya dimakan oleh orang kaya dan tidak dimakan oleh orang miskin. orang miskin dikecualikan, adalah makanan yang paling buruk." HR Bukhari meriwayatkan)

2. Libatkan pengunjung dengan tujuan yang baik

Semua yang dicapai akan kembali kepada harapannya. Pastikan niat Anda jelas untuk kegiatan yang menyenangkan jika Anda ingin mengundang tamu. Misalnya, jika Anda ingin mengikuti Sunnah Rasulullah SAW, Anda harus mengundang tamu. Mengundang tamu juga bisa dilakukan. dengan niat berbagi suka cita. Usahakan agar jamuan makan yang dilakukan tidak habis dengan niat senang atau sedikit berlebihan.

3. Menyajikan makanan sesuai dengan keahlian Rasulullah SAW memang bersabda untuk menghidangkan tamu makanan yang baik, namun tetap harus disesuaikan dengan keahlian. Jangan mencoba membuat diri Anda terlihat mewah, dan bahkan tidak memikirkannya. Sebuah hadits dari Anas ra membicarakan hal ini. untuk memaksa diri kita sendiri (untuk membuat diri kita repot)" (HR Bukhari). Segera sajikan makanan

Ketika seseorang berkunjung sebagai pengunjung, makanan atau hiburan harus segera disajikan, meskipun hanya makanan ringan atau minuman atau makanan sederhana. Akibatnya, tamu akan merasa dihargai. Segera sambut pengunjung untuk menikmati makanan dan minuman dan jangan berlomba membersihkan makanan saat pengunjung masih ada. Anda bisa berbicara dengan tamu sambil makan agar tidak sungkan.

Sebuah hadits dari Anas ra menceritakan tentang hal ini. Ia berkata, "Dulu kami berada di sisi Umar, maka ia berkata "Kami dilarang memaksakan diri (untuk membuat diri kami repot)" (riwayat Bukhari). Segera sajikan makanan

Ketika seseorang berkunjung sebagai pengunjung, makanan atau hiburan harus segera disajikan, meskipun hanya makanan ringan atau minuman atau makanan sederhana. Akibatnya, tamu akan merasa dihargai. Segera sambut pengunjung untuk menikmati makanan dan minuman dan jangan berlomba membersihkan makanan saat pengunjung masih ada. Anda bisa berbicara dengan tamu saat mereka makan agar tidak sungkan. Ajaran Islam Cara Menyajikan Makanan Yang Baik untuk Tamu Tentang Berbagi Makanan Sesama Mengutamakan Orang Tua Saat menghidangkan makanan kepada tamu yang akan makan bersama, sebaiknya mengutamakan orang tua. Anda harus menghormati orang tua meskipun Anda adalah tuan rumah. tamu lain tidak harus. "Bukan kelas kami untuk mencintai mereka yang lebih kecil dari kami atau menghormati mereka yang lebih tua dari kami." Menurut buku Bukhari Adabul Mufrad, Menghormati tamu adalah karakteristik penting di tempat terbuka sosial Islam . Penghormatan Islam terhadap hak individu dan sosial dapat dilihat dalam memuliakan tamu. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka memuliakan tamu," Nabi SAW menjelaskan akibatnya. Muslim dan Bukhari menceritakan kisahnya). Hadits ini memberi tanda bahwa ada keterkaitan antara kepercayaan seseorang dengan menghormati pengunjung. Selain itu, menghormati tamu berdampak positif bagi kehidupan akhirat. Oleh karena itu, umat Islam menganggap tamu tidak hanya sebagai ukuran keimanan seseorang tetapi juga pemain penting dalam perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia. dunia.

Dikunjungi tamu merupakan tanda kerjasama. Khususnya ada tata cara pertukaran informasi, kepentingan, dan kebutuhan. Menurut Ihya Ulumuddin Imam al-Ghazali, manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia adalah pada dasarnya makhluk sosial. Akibatnya, lanjut Imam al-Ghazali, manusia membutuhkan hewan yang serupa baik untuk berkumpul maupun bertukar kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan primer (dharruriyyat), sekunder (hajiyat), dan tersier (takhsiniyyat), misalnya. Menyambut tamu adalah langkah awal untuk memenuhi ketiga syarat tersebut. Menghormati tamu merupakan amalan sosiologis Islam yang sudah ada sejak Nabi Ibrahim. ) dan berkata, "Apakah kamu tidak makan?", "menurut Allah SWT.QS.al-Dzariyat/51:26-27). Sebaliknya, Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman, "Hai orang-orang yang beriman, jangan masuk ke rumah Nabi kecuali Anda diperbolehkan makan tanpa menunggu makanan matang. "Sebaliknya, jika Anda diundang, masuklah. Dan setelah Anda selesai makan, saya akan pergi tanpa menunda pembicaraan" ( QS.al-Ahzab/33:53). Hal ini menunjukkan bahwa tamu harus berpegang pada adab tertentu. "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam," tambah Nabi SAW. percaya kepada Allah dan Hari Akhir menghormati tetangganya. Biarkan dia menghormati tamunya yang percaya kepada Allah dan Hari Akhir. "Bukhari menceritakan kisahnya). Oleh karena itu, tamu Muslim pilihannya adalah. Pertama, masuk ketika Anda diizinkan atau diundang. Kedua, konsumsi makanan yang disediakan. Ketiga, pertahankan percakapan singkat. Keempat, berbicara positif atau diam. Kriteria tamu seperti itu patut dipuji juga.

Bahkan, peningkatan jumlah pengunjung menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki banyak koneksi, disukai, dan memenuhi kebutuhan orang lain. Oleh karena itu, salah satu cara merawat mereka adalah memperlakukan tamu dengan baik dengan berbagai cara, seperti seperti dengan menyapa mereka dengan senyum ramah dan kata-kata penyemangat serta menyediakan makanan. "Ketika seorang tamu memasuki rumah seorang mukmin, maka dia juga masuk bersama tamu itu seribu rahmat dan seribu berkah," Nabi SAW mengumumkan. Di setiap gigitan makanan yang dimakan tamunya, Allah akan menuliskan nama pemiliknya, seperti pahala menunaikan ibadah haji dan umrah.HR.Dailami). tamu selalu masuk, memungkinkan kita untuk menuai dua manfaat secara bersamaan. Pertama dan terutama, pahala dunia adalah kemudahan yang dapat dipertukarkan dengan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kedua, pahala di masa depan, yang datang dalam bentuk pintu masuk seribu berkah dan rahmat ke dalam rumah. Termasuk manfaat seperti umrah dan haji. Anda tahu bahwa ada aturan tentang menjamu tamu dari teman, tetangga, atau keluarga. Ini disebut sebagai adab menyambut tamu dalam Islam. Dalam Islam, manfaat menunjukkan keramahan dengan melakukan atau menerima kunjungan dapat membuat orang lebih dekat satu sama lain dan menumbuhkan persaudaraan. Kita tidak bisa bertahan hidup sendiri sebagai makhluk sosial; sebaliknya, kita membutuhkan persahabatan dari orang lain. Tetap berhubungan dengan tetangga terdekat Anda dengan melakukan hal-hal sederhana. Apa jadinya jika Anda tidak mengenal tetangga Anda? Siapa yang akan membantu kita ketika keadaan menjadi sulit? Oleh karena itu, adalah suatu keharusan untuk selalu memperlakukan orang lain dengan kebaikan. Untuk mengamalkan ini sepanjang hidup kita, mari kita pelajari protokol nyonya rumah Islam. Adab Menerima Tamu dalam Islam Terlepas dari kenyataan bahwa menjadi tuan rumah yang baik sangat dianjurkan oleh Islam, tidak semua orang dapat dengan mudah mengikuti nasihat ini.

Lantas, bagaimana cara kami melayani Anda dengan baik? Dalam Islam ada beberapa cara untuk menyambut tamu, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Berikut adalah beberapa contoh hadits yang diriwayatkan oleh umat Islam:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun