Mohon tunggu...
Fatmasari
Fatmasari Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pemimpi dari Kampung

Instagram : @fatmafama10 . Wattpad : heningrindu . NovelMe : Hening Rindu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Semesta Mulai Bercanda (Part 1)

6 Juni 2020   11:46 Diperbarui: 7 Juni 2020   13:22 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Kabur ketakutan membuat gadis itu seperti kesetanan, lari dengan begitu cepat, hingga akhirnya berhenti dengan jeritan yang tertahan. Tubuhnya limbung, kakinya menginjak batu dan terpeleset. Dicobanya berdiri, tetapi kakinya terlalu sakit untuk menapak, sepertinya keseleo. Dan di betisnya pun ada beberapa luka goresan yang mengeluarkan darah segar.


"Kamu tidak papa?"


Usahanya untuk berlari dari kejaran lelaki itu sempurna gagal. Belum sempat dia berdiri dan melanjutkan pelariannya, lelaki itu sudah lebih dulu sampai padanya dan kini berlagak ingin menolongnya.


"Kakimu terluka, harusnya tadi Nona cantik nggak perlu berlari sampai akhirnya jatuh seperti ini."


Siapa lelaki itu? Dengan berkata seperti itu, seolah-olah dia punya hak untuk melarang gadis yang jelas-jelas tidak dikenalnya. Lagi pula, gadis itu berlari tunggang langgang sebab dirinya yang mencurigakan.


"Jangan sentuh saya! Anda ini siapa? Kenapa anda mengejar saya? Kalau Anda tadi tidak mengejar saya, saya tidak akan lari dan terluka seperti ini."


Untuk menutupi ketakutan hatinya, dia berbicara dengan keras. Meskipun dia masih belum berani menatap wajah lelaki yang kini jongkok menghadapnya.


"Maaf jika perbuatanku tadi membuatmu takut. Sekarang biarkan aku bertanggung jawab. Mari aku antarkan pulang, Nona."


"Eh, mau apa? Saya bilang jangan sentuh saya! Anda jangan macam-macam,ya!"


Gemetar tubuh gadis itu saat dia sadar bahwa dirinya telah sempurna berada di gendongan lelaki tak dikenalnya. Dia mencoba berontak, tetapi tangan lelaki itu semakin kuat memeluknya. Membuat hati gadis itu semakin ciut tak bernyali.


***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun