Sering kali kita mendengar kalimat, "Itu anaknya nakal, suruh ke BK saja." Kalimat sederhana ini mencerminkan miskonsepsi yang sudah lama bercokol tentang layanan Bimbingan Konseling (BK)---seolah-olah hanya untuk anak yang bermasalah.
Padahal, justru sebaliknya. BK adalah ruang pembelajaran emosional dan sosial yang membantu siswa SD mengenali perasaan, memahami perbedaan, dan belajar menyelesaikan masalah dengan cara positif. Di fase usia dini ini, anak-anak sedang membangun jati diri mereka. Ketika mereka mengalami konflik, bingung dengan emosi, atau kewalahan menghadapi tekanan, guru BK hadir sebagai teman yang bisa dipercaya.
Program BK tidak hanya muncul saat masalah besar terjadi. Kegiatan seperti diskusi kelompok, simulasi empati, permainan peran, hingga kegiatan mengenal kelebihan diri adalah bagian dari upaya BK dalam mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan sosial anak.
Lebih dari itu, pendekatan proaktif BK bisa mencegah terjadinya masalah yang lebih besar di kemudian hari. Anak yang didampingi dengan hangat sejak kecil akan lebih mampu beradaptasi, bekerja sama, dan menyampaikan perasaan secara sehat.
Jadi, sudah saatnya kita mengganti label "anak nakal" dengan "anak yang sedang butuh bimbingan." Karena semua anak berhak tumbuh dengan dukungan dan pemahaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI