Oleh: Fatimah Meldayani HarahapÂ
Dosen: Darwin Harahap,S.Sos.I.,M.Pd.I.
Buat para orangtua yang punya anak dengan autism, pasti sering dengar saran: " coba deh anaknya diet, siapa tahu bisa lebih tenang." Atau, " kurangi gulanya, biar nanti nggak terlalu hiperaktif." Tapi benarkah anak autis memang perlu diet khusus? Dan diet seperti apa yang sebenarnya bisa membantu?
Yuk kita bahas bareng-bareng!
Sebelum kepada pembahasan kita ulik sedikit, apasih autis itu?
Jadi, secara umum autis ataupun autisme adalah gangguan perkembangan (neurolog) kompleks yang sudah tampak pada usia tiga tahun, yang disebabkan oleh kerusakan pada otak sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan interaksi dua arah, timbal-balik dan perkembangan perilaku.
Secara garis besar, autis adalah gangguan perkembangan, khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
Nah, sekarang kita masuk kepada kenapa diet jadi perhatian untuk anak autis?
Diketahui pada penderita autisme terdapat gangguan pencernaan yang disebut leaky gut syndrome. Hal ini menyebabkan proses pencernaan menjadi tidak sempurna karena adanya gangguan produksi enzim pencernaan sehingga mengakibatkan protein-protein kompleks, yaitu gluten dan kasein, tidak dapat tercerna sempurna dan berubah menjadi peptida. Peptida tersebut masuk ke dalam darah dan dapat meracuni otak karena dapat berfungsi sebagai false transmitter yang berikatan dengan reseptor opioid dan memberikan efek terganggunya fungsi otak (persepsi, kognisi, emosi dan perilaku) sama seperti efek morfin. Makanya, beberapa orangtua mencoba mengatur pola makan anak supaya gejalanya nggak makin parah. Salah satu diet yang sering dicoba yaitu
Diet bebas gluten & kasein (GF/CF)
Para ahli sepakat, penyandang autis sebaiknya berdiet gluten dan kasein yang dikenal diet GF/CF (gluten free casein free). Selain diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan, juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autistik anak. Meski sama-sama keluarga protein, gluten dan kasein berbeda. Gluten adalah protein yang berasal dari keluarga gandum-ganduman, semisal terigu, wheat, oat, dan barley, sementara kasein berasal dari susu sapi. Yang jelas, kedua jenis protein ini sulit dicerna.
Diet GF/CF sebenarnya merupakan terapi penunjang yang tidak dapat bersifat langsung menyembuhkan autisme, namun diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. Setiap anak autis memiliki derajat autisme yang berbeda, sehingga penerapan terapi diet GF/CF ini bersifat individual dan tidak bisa diseragamkan. Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa terdapat pengaruh diet bebas gluten dan kasein terhadap perkembangan anak autis.
Haruskah langsung coba?
Nggak perlu buru-buru. Sebelum coba-coba diet, konsultasikan dulu ke dokter atau ahli gizi anak. Tujuannya supaya anak tetap dapat gizi lengkap dan nggak makin rewel karena makanan favoritnya hilang semua.
KESIMPULAN
Diet bisa membantu sebagian anak autis,tapi tidak berlaku universal. Diet bukan obat ajaib untuk autism, tapi kalau diterapkan dengan benar, bisa membantu anak merasa lebih baik dan mendukung tumbuh kembangnya.
Referensi:Â
Leo martin, 2012, Financial Planning for Autis Child, Jogjakarta: Katahati
Dewanti, Machfud, 2014,Pengaruh Diet Bebas Gluten dan Kasein terhadap Perkembangan Anak Autis , Vol.6
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI