Para ahli sepakat, penyandang autis sebaiknya berdiet gluten dan kasein yang dikenal diet GF/CF (gluten free casein free). Selain diyakini dapat memperbaiki gangguan pencernaan, juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autistik anak. Meski sama-sama keluarga protein, gluten dan kasein berbeda. Gluten adalah protein yang berasal dari keluarga gandum-ganduman, semisal terigu, wheat, oat, dan barley, sementara kasein berasal dari susu sapi. Yang jelas, kedua jenis protein ini sulit dicerna.
Diet GF/CF sebenarnya merupakan terapi penunjang yang tidak dapat bersifat langsung menyembuhkan autisme, namun diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. Setiap anak autis memiliki derajat autisme yang berbeda, sehingga penerapan terapi diet GF/CF ini bersifat individual dan tidak bisa diseragamkan. Namun, beberapa penelitian mengatakan bahwa terdapat pengaruh diet bebas gluten dan kasein terhadap perkembangan anak autis.
Haruskah langsung coba?
Nggak perlu buru-buru. Sebelum coba-coba diet, konsultasikan dulu ke dokter atau ahli gizi anak. Tujuannya supaya anak tetap dapat gizi lengkap dan nggak makin rewel karena makanan favoritnya hilang semua.
KESIMPULAN
Diet bisa membantu sebagian anak autis,tapi tidak berlaku universal. Diet bukan obat ajaib untuk autism, tapi kalau diterapkan dengan benar, bisa membantu anak merasa lebih baik dan mendukung tumbuh kembangnya.
Referensi:Â
Leo martin, 2012, Financial Planning for Autis Child, Jogjakarta: Katahati
Dewanti, Machfud, 2014,Pengaruh Diet Bebas Gluten dan Kasein terhadap Perkembangan Anak Autis , Vol.6
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI