Mohon tunggu...
Fatimah
Fatimah Mohon Tunggu... Freelancer - Beginner

Girl. 23 yo. Acehnese

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Gelap Merayap di Tengah Rimba

23 November 2018   23:29 Diperbarui: 24 November 2018   13:12 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.jakartaglobe.id

Dalam momen itu, kami juga saling mengobrol dan bertukar cerita. Pak Lukman yang banyak mendominasi percakapan mengomentari kekisruhan politik yang terjadi, kampanye hitam dan janji-janji palsu calon legislatif. Anggi dan Kanaya hanya mangut-mangut saja. Sedangkan, Mr. Herr tampaknya lebih menikmati mendengar suara alam.

Pak Wahyu telah kembali. Anggi selanjutnya. Disusul Kanaya, dan selanjutnya Mr. Herr.

Sekitar dua jam lewat tiga puluh menit, Firman tiba. Akhirnyaa. Hanya tinggal pak Lukman sekeluarga, aku dan pak Wahyu yang ikut menunggu di lokasi. Yang lainnya sudah berada di pondok pak Wahyu.

"Maaf pak Lukman dan Bu Prita atas kendala hari ini", aku menyampaikan permintaan maafku dan pak Herr atas ketidaknyamanan yang terjadi.

"Tidak masalah, nggak begitu buruk kok" jawabnya sambil tertawa. Kamipun mengucapkam salam perpisahan. Mobil sedan Firman berlalu dengan gelapnya malam.

Selanjutnya aku pergi menyusul yang lainnya diboncengi pak Wahyu sambil menggandeng bungkusan plastik makan malam yang dibeli oleh Firman tadi.

Anggi tampak sudah mendingan. Kanaya yang tadinya suram kini mulai sumringah. Kami semua makan makan malam bersama pak Wahyu. Mr. Herr ngomong banyak hal dengan pak Wahyu dengan bantuanku sebagai penerjemah. Aku, Anggi dan Kanaya juga banyak mengobrol malam itu, diselingi dengan gurauan dan selfie yang dipelopori oleh Anggi. Suasana malam di pondok di tengah hutan memang menyenangkan. Kami tidur nyenyak malam itu.
...
Pagi menjelang. Firman telah tiba menjemput Anggi, Kanaya dan Mr. Herr. Aku dan pak Herr akan kembali saat mobil kami di benahi oleh montir yang dibawa Firman. Tapi tetap saja tak bisa bertahan lama, minibus pak Herr harus segera dibawa ke bengkel sesampainya di kota. Tak masalah.

Sekali lagi aku meminta maaf kepada mereka atas kendala kemarin. Kami kemudian saling bersalaman sebelum berpisah. Saat menjabat tangan Anggi, gadis itu menyelipkan coklat batangannya di tanganku sambil tersenyum manis. Sambil cekikikan, kedua gadis mahasiswi itu masuk ke mobil Firman bersama Mr. Herr. Aku melambaikan tangan kepada mereka semua hingga sedan tersebut hilang di balik hutan.

Kubuka genggamanku, melihat coklat yang Anggi berikan. Kuperhatikan rupanya ada sticky note kecil di bungkusan belakangnya. Bertuliskan:

"Thank you, mas Farid ;)  - A."

Hiyaaaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun