Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Penulis - Ibu rumah tangga

Ibu rumah tangga yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kenaikan Harga Pangan Saat Puasa Jadi Biasa

14 Maret 2024   21:55 Diperbarui: 14 Maret 2024   22:04 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/20/110400265/daftar-harga-bahan-pokok-yang-merangkak-naik-jelang-ramadhan?page=all

Pola hidup konsumtif tentu akan meningkatkan jumlah permintaan dan ketika barang yang tersedia lebih sedikit dari permintaan harga akan naik. Belum lagi aksi penimbunan bahan pangan oleh pihak tertentu sehingga harga barang semakin tinggi. Jelas kondisi ini memberatkan masyarakat. Kondisi ini juga mengganggu khekhusyuan ibadah di bulan penuh berkah ini. Rakyat jadi disibukkan mencari uang agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pangannya, sementara bagi yang memiliki uang mereka akan sibuk dengan sikap konsumtifnya. 

Semangat Berbagi 

Rasulullah saw mendorong kita untuk berbagi, bersedekah di bulan Ramadan, walau dengan sebutir kurma. Beliau yang dermawan jadi lebih dermawan di bulan Ramadan ini. Dari Ibnu Abbas, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari, no.6)   

Banyak hadist yang mengabarkan pahala dan balasan luar biasa bagi yang bersedekah di bulan ini. Salah satunya sabda Rasul saw, "Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu'). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka  kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun."   

Tak heran jika di bulan ini banyak orang yang bersedekah, banyak yang semangat berbagi. Tentu akan berbeda jika hal ini tidak hanya dilakukan di level individu. Tapi, juga di level negara. Rasulullah saw pu mencontohkan sosoknya sebagai kepala negara hadir untuk melayani kebutuhan rakyat. Sehingga rakyat bisa fokus melakukan ibadah secara optimal di bulan Ramadan. 

Oleh karena itu, dalam Islam, negara akan hadir mempersiapkan, mengantisipasi inflasi dan segala hal berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rakyat untuk memudahkan rakyat beribadah secara optimal. Misalnya, negara akan mengawasi harga pangan selama Ramadan agar tetap terjangkau oleh rakyat. Memang tidak bisa dimungkiri jumlah permintaan bahan pangan sangat dimungkinkan naik di bulan Ramadan, peran negara di sini adalah memastikan harga bahan pangan mengikuti mekanisme pasar dan menghilangkan distorsi pasar seperti penimbunan kartel mafia dan sebagainya. 


Negara juga bisa melakukan intervensi stok bahan pangan untuk menstabilkan supply dan demand dengan begitu rakyat akan tetap bisa menjangkau harga pangan. Jika bahan pangan terjangkau, rakyat tentu akan merasa tenang karena kebutuhan pangan mereka tercukupi. Rakyat pun bisa fokus untuk beribadah dan beramal saleh selama Ramadan. 

Negara juga memberikan pendidikan terbaik melalui penerapan sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam membuat seseorang memiliki kepribadian Islam yaitu pola pikir dan pola sikap yang distandarkan pada syariat Islam. Kepribadian Islam ini akan menuntun umat memiliki pemahaman yang benar atas ibadah Ramadan, termasuk pola konsumsinya yaitu tidak berperilaku konsumtif. Dengan demikian, peran negara ini akan mendorong umatnya untuk bersegera dalam kebaikan sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Juga memanfaatkan bulan Ramadan sebaik mungkin dengan amalan ibadah. 

Masyaallah, inilah sempurnanya islam menjaga kita. 

Wallahua'lam bish shawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun