Mohon tunggu...
Fatih Abdullah
Fatih Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa program studi KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Share and Care

3 Februari 2021   08:24 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:25 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Belakangan ini masyarakat kita sering kali termakan dengan derasnya informasi hoax yang cukup meresahkan, mulai dari informasi hoax seputar ekonomi ,politik,kesehatan,budaya, hingga propaganda-propaganda yang berpotensi dapat memecah keharmonisan berbangsa dan bernegara serta perang antar agama maupun golongan yang berpotensi menimbulkan persekusi.

Di saat pandemi mulai melanda indonesia , arus informasi hoax pun tak terbendung jumlahnya entah apa yang memotivasi orang-orang yang menyebarkan informasi kebohongan di tengah pandemi seperti ini. Arus informasi hoax tersebut pun memnyebar dengan cepat melaui media-media sosial, whatsApp khususnya,melaui pesan broadcast dan pesan grup

Menurut data yang dilansir dari kementrian komunikasi dan informatika RI,melaui situsnya aptika.kominfo.co.id Kementerian Komunikasi dan Informatika melibatkan penyelenggara platform digital untuk mencegah penyebaran hoaks virus Korona. Hingga 5 Mei 2020 hasil pantauan Tim AIS Ditjen Aptika, menunjukkan 1.401 konten hoaks dan disinformasi Covid-19 beredar di masyarakat.

Derasnya penyebaran informasi hoax tentu saja tidak dianggap hal yang remeh oleh pemerintah.melaui situs kominfo,ada kolam khusus yang selalu menginformasikan tentang informasi mana yang hoax dan mana yang benar atas informasi yang telah beredar di masyarakat.

Tapi sehebat apapun strategi pemerintah dalam menangani informasi hoax tidaklah cukup jika sebagian masyarakat belum sadar tentang pentingnya menyaring informasi sebelum mensharing informasi. jauh-jauh hari sebelum arus informasi hoax yang penyebaran nya dapat begitu cepat dan luas karena didukung peran media, kita telah diajarkan untuk tidak mudah percaya atas kabar burung yang belum jelas sumbernya Dalam agama islam pun kita diajarkan untuk bertabayyun, atau mencroscheck atas apapun berita yang kita terima sebelum kita menyebarkannya.

Nabi saw bersabda :

"Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila dia mengatakan semua yang didengar." (HR. Muslim no.7)

Janganlah kita tergesa-gesa menyebarkan berita tersebut, karena sikap seperti ini hanyalah berasal dari setan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

,

"Ketenangan datangnya dari Allah, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan." (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra 10/104 dan Abu Ya'la dalam Musnad-nya 3/1054) https://muslim.or.id/31810-petunjuk-syariat-dalam-menerima-dan-menyebar-share-berita.html

Dalamm al qur'an pun Allah SWT memerintahkan kita untuk meneliti sumber berita, dari mana asalnya sumber berita dan menanyakan kepada orang alim atau yang lebih mengetahui jika kita tidak paham akan seuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun